BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pilgub 2018 hanya tinggal menunggu waktu. Nuansa politik sudah menguat, dengan banyaknya atribut bernada kampanye tersebar di setiap penjuru daerah di Riau.Â
Bukan hanya sebatas harapan perubahan yang diinginkan oleh publik, melainkan proses perpolitikan sehat juga harus tercipta dalam pilgub 2018 nanti.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Riau Jupendri MIKom, Pilgubri 2018 harus menjunjung asas demokrasi, transparan dan akuntabilitas. Publik ingin melihat dan menyaksikan para calon bersaing secara sehat (kompetisi gagasan atau program), bukan kompetisi materi atau uang.Â
“Publik “sudah bosan” dipertontonkan cara cara yang curang, money politik, gravine atau negatif campaign, dan penyalahgunaan kekuasaan,” ujarnya saat dihubungi bertuahpos.com, Senin (2/10/2017).Â
Karena itu, kata Jupen, para balon diminta untuk bersaing secara sportif. Jadilah tauladan, agar masyarakat khususnya generasi muda atau generasi penerus bisa meneruskannya.Â
“Kita khawatir bila cara-cara yang curang tetap dilakukan,” sambungnya.Â
Baca:Â Surya Paloh: Mau Rekomendasi? Sanggup Bayar Berapa?
Menurut dia, ada beberapa poin penting perlu menjadi catatan dalam pelaksana Pilgub 2018 nanti. Pertama, soal partisipasi masyarakat menurun (Golput pemenang pilgubri), legitimasi sosial gubri terpilih rendah.Â
Kedua, politik uang tetap subur dan ini berkorelasi dengan tingkat korupsi yang akan subur juga. Ketiga, janji politik sulit diwujudkan, akibatnya trust publik menurun.Â
Keempat, tujuan Pilkada bukan lagi untuk menghasilkan pemimpin berkualitas dan berintegritas yang amanah, tetapi untuk pestapora, hiburan, saling bermusuhan dan merenggangkan semangat persaudaraan dan persatuan. (bpc3)