BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Tatto di tubuh masih menyimpan stigma negatif di tengah masyarakat, termasuk di tengah masyarakat Pekanbaru. Namun melalui Bluesick Tatto, Ment ingin merubah stigma itu.
Pemilik jasa tatto di Mal Pekanbaru ini mengungkapkan, Bluesick Tatto tergabung dalam Indonesia Subculture. Yaitu sebuah organisasi besar di Indonesia yang menaungi seni tatto dan piercing (tindik).
“Seiring berjalannya waktu, tattoo bukan hanya diminati kalangan cowok. Karena imej sebagai karya seni semakin dikenal, cewek juga mulai banyak yang menato tubuhnya,” terang Ment, Rabu (17/12/2014).
Apalagi didukung dengan tayangan di televisi dengan kemunculan artis yang memakai tatto. Sebagian orang lagi ada yang menggunakan aplikasi tatto untuk menutupi bekas luka di tubuh.
“Dengan tattoo dikatakan seni, memacu kita untuk berkreasi menggunakan gambar atau lukisan apa yang indah dan cocok buat seseorang itu. Apalagi jika tatto itu ditimpa dari bekas tatto yang lama, kita harus berfikir matang-matang tatto apa yang cocok dan kita bisa berfikir gila untuk itu biar hasilnya bagus”, tambah Ment
Di Pekanbaru, Ment sudah berkarya sekitar delapan tahun. Dalam kurun waktu tersebut, selama tiga tahun di awal masih menggunakan alat manual, dan lima tahun menggunakan alat profesional.
“Kalau manual dulu pakai baterai dan jarum akupuntal, jadi rasanya memang sakit sekali. Dan sekarang menggunakan alat profesional yang rasanya tidak terlalu sakit lagi,” ujar Ment.
Kemahiran Ment didapatkan dari otodidak, atau belajar sendiri. Tentu saja juga karena hobi, yang berkembang menjadi sebuah profesi. Pria ini bisa membuat tatto permanen 3D dengan tarif Rp 8.000 per cm. Namun ada juga tatto temporer yang hanya tahan selama dua minggu saja dengan tarif Rp 50 ribuan. (didam)