BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — World Health Organization (WHO) menyebutkan meskipun jumlah perokok di dunia mengalami penurunan, rokok tetap menjadi sebab utama kematian dan penyakit.
Menurut laporan WHO yang pernah dikeluarkan sekitar tahun 2018 lalu, hanya satu dari delapan negara yang berada di jalur yang tepat untuk mengurangi konsumsi tembakau secara signifikan menjelang tahun 2025.
WHO mencatat ada lebih dari 3 juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke yang disebabkan oleh konsumsi tembakau.
Kematian tersebut termasuk 890.000 kematian para perokok pasif. Hari tersebut ditandai sebagai Hari Tanpa Tembakau Dunia.
Dilansir dari VOA, meskipun prevalensi konsumsi tembakau global mengalami penurunan dari 27 persen di tahun 2000 menjadi 20 persen di tahun 2016, progres ini tidak merata di seluruh dunia.
Negara-negara industri mengalami kemajuan yang lebih pesat dibandingkan negara-negara berkembang.
Menurut Douglas Bettcher, Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular di WHO, resistensi dari industri tembakau menjadi salah satu hambatan utama bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam mencapai target pengurangan konsumsi tembakau.
Meskipun kesadaran akan risiko rokok meningkat secara global, WHO mencatat bahwa pengguna tembakau di China dan India masih belum sepenuhnya menyadari risiko penyakit jantung dan stroke.
Upaya meningkatkan kesadaran menjadi suatu hal yang mendesak, terutama di negara-negara dengan angka perokok tertinggi di dunia, seperti China dengan 307 juta perokok dan India dengan 106 juta.
Dengan total 1,1 miliar perokok dewasa di seluruh dunia, China dan India bersama-sama memiliki 507 juta perokok, diikuti oleh Indonesia dengan 74 juta.
India juga menunjukkan angka tinggi dalam pengguna tembakau tanpa asap, mencapai 200 juta dari total 367 juta pengguna tembakau.
WHO menekankan perlunya menyempit kesenjangan kesadaran akan risiko rokok di masyarakat tersebut, dan data ini mungkin terus berkembang hingga saat ini.***