BERTUAHPOS.COM (BPC) – Kelenteng Thong Hwie Kiong adalah kelenteng kuno. Dipugar pertama tahun 1888 Masehi. Tidak diketahui kapan dibangun dan siapa yang membangun.
Warga sekitar menyebut kelenteng ini sebagai Klenteng Baledono, berada di Kabupaten Purworejo. Kelenteng ini dipercaya mempunyai tuah. Konon patung Dewa Kwan Kong bisa turun dari altar jika keadaan mendesak.
Klenteng tua ini berada di sebelah Timur Pasar Baledono Kabupaten Purworejo. Bagi masyarakat setempat, Klenteng Thong Hwie Kiong tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab pasang surut sejarah wilayah ini seiring dengan riwayat kelenteng yang lebih dikenal dengan nama Klenteng Baledono ini.
Sampai saat ini, tidak ada yang tahu persis kapan klenteng ini dibangun kali pertama, dan siapa tokoh yang membangun tempat ibadah umat Tridarma ini. Bukti sejarah yang bisa ditemukan hanya sebuah prasasti yang ditulis dengan huruf China. Itu pun tidak menyebutkan siapa yang membangun.
Bahkan prasasti yang berada di bagian depan sisi kanan kelenteng itu hanya menyebutkan pemugaran pertama, bukan pembangunannya. Menurut prasasti itu, rehab pertama bangunan ini tahun 1888 M.
Menurut Tejo Darsono, Ketua Yayasan Waskita Mulia, selaku pengelola kelenteng, tempat peribadatan umat Khong Hu Cu, Buddha dan Tao ini memiliki 13 altar untuk sembahyang. Dewa utama kelenteng ini adalah Hok Tek Ceng Sin yaitu Malaikat Kebajikan pembawa berkah.
Menurut Bungsu Winoto, seorang pendeta Khong Hu Cu dari Blora yang sedang memimpin kebaktian di kelenteng Baledono, Hok Tek Ceng Sin oleh umat Khong Hu Cu dipercaya sebagI Nabi Ie Ien yang hidup pada masa Dinasti Siang tahun 2500 SM. Perlu diketahui, bahwa di ajaran Khong Hu Cu tidak dikenal adanya dewa-dewa.
Ketenaran Klenteng Baledono dipercaya ampuh oleh sebagian masyarakat karena mempunyai daya gaib. Menurut Tejo, orang-orang yang datang ke kelenteng tidak semuanya melakukan ibadah, banyak diantaranya bertujuan lain.
Mereka ini tidak terbatas pada penganut Tridarma saja, tetapi juga dari agama lain. Bahkan banyak pedagang di pasar Baledono yang secara rutin berkunjung ke kelenteng ini berkaitan dengan kelancaran usaha mereka.
Khusus kehilangan atau terjadi sengketa di pasar berkaitan dengan kepemilikan barang, beberapa kali datang ke kelenteng.
Pernah seorang pedagang menuduh seseorang mencuri barangnya. Namun tuduhan itu disangkal. Untuk menyelesaikan, mereka datang ke kelenteng dan melakukan sumpah.
Orang yang dituduh mencuri ini bersumpah akan mati apabila memang benar mencuri. Beberapa hari kemudian tanpa sebab yang jelas orang ini benar-benar meninggal dunia. Peristiwa itu yang tak begitu saja dilupakan masyarakat Baledono.
Klenteng Thong Hwie Kiong juga dikenal malati (bertuah). Salah satu peristiwa yang menghebohkan ketika kelenteng ini akan dibakar sekelompok orang. Mereka berbondong-bondong mendatangi kelenteng.
Namun tak jelas persoalannya, tiba-tiba mereka lari tunggang langgang. Dalam penglihatan mereka, Kwan Kong, salah satu dewa yang dipuja di kelenteng ini yang altarnya berada di sebelah kiri tiba-tiba keluar dan mendatangi mereka. (agus/jss)