BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Al Jazeera ditutup. Itu setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyebut media itu menghasut hingga terjadinya tindak kekerasan.
Setelah itu, Menteri Komunikasi Israel, Ayoub Kara, mengumumkan, bahwa langkah Israel untuk menutup Al Jazera itu kini sudah diproses. “penutupan media Al Jazeera sudah dimulai,†katanya.
Menurut The Jerusalem Post, Selasa (1/8/2017) , kendati penutupan ini sejalan dengan ancaman Netanyahu, tetapi Kara lebih merujuk pada keputusan Arab Saudi dan sekutunya yang juga bersikap sama. Mereka juga melakukan pelarangan terhadap media yang bermarkas di Doha, Qatar ini.
“Kami sama dengan kaum moderat di dunia Arab yang memerangi terorisme dan ekstremisme agama. Di Israel tidak ada tempat untuk saluran yang mendukung terorisme. Kami akan bertindak seperti Arab Saudi, Mesir, Yordania, Bahrain dan lainnya, yang mengusir saluran penghasut itu dari negara mereka,†ujarnya.
Baca:Â Ratusan Ribu Orang Ingin Tinggalkan Bumi, Daftar Jadi Asgardian
“Kita harus menggabungkan kekuatan dan bekerjasama dalam perang melawan saluran yang mengajarkan terorisme,†tambahnya.
Pejabat Israel, David Bitan, saat ini juga tengah merancang RUU untuk menutup kantor Al Jazeera di negara itu. Sedang pihak Asosiasi Pers Asing (FPA) di Israel menyebut, jurnalis di Al Jazeera memiliki kartu identitas pers yang dikeluarkan Kantor Pers Pemerintah. Dengan begitu, para jurnalis itu sudah melalui pemeriksaan. “Mengubah hukum untuk menutup organisasi media memang lebih mudah,†kata FPA.
Arab Saudi dan para sekutunya memang memasukkan penutupan media Al Jazeera ke dalam 13 tuntutan yang diajukan ke Qatar. Itu jika ingin menormalisasi hubungan diplomatik ang kini renggang. Dan ini ditolak Qatar. jss