BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Bertempatkan di kandang berkuran 2×5 meter di samping rumahnya, setiap paginya Mukhlis memberikan pakan untuk merpati hiasnya. Hal ini sudah menjadi rutinitas pria yang tinggal di Jalan Ketitiran Perumahan Taman Bidadari Blok G No.14 ini sebagai peternak merpati hias. Seperti saat dikunjungi Bertuahpos.com, Jumat (20/1), pria yang sudah berkeluarga ini sedang asik memberi pakan merpati hias yang ia ternakkan.
Â
Mukhlis sendiri memulai usahanya sebagai peternak merpati hias sudah sejak tahun 2013 silam. Semua berawal dari memiliki hobi memilihara burung merpati biasa atau yang biasa disebut merpati kampung, Mukhlis kini sudah memiliki 18 pasang indukan merpati hias dari berbagai jenis. Diantaranya Modena, American Fantail, Riverswing Pouter, Norwich Croper dan masih banyak lagi.
Â
Diawal mulanya berternak merpati hias, Mukhlis yang juga bekerja sebagai layouter disalah satu media di Pekanbaru ini memulai berternak dengan menernakkan jenis merpati hias kipas. “Awalnya merpati hias yang diternakkan pertama kali ialah jenis merpati kipas, namun karena harga jualnya yang murah dibandingkan yang lain, makanya sekarang menernakkan jenis merpati yang lain dari merpati kipas,” tuturnya.
Â
Merintis usahanya dari bawah, kini Mukhlis sudah menghasilkan puluhan anakan merpati hias. Yang mana setiap anakan yang dihasilkan olehnya nantinya akan dijual. Untuk sistem penjualannya, Mukhlis menjualnya dengan sistem online dan jual langsung. Seperti menjualnya langsung kepada pedagang burung yang ada di Pekanbaru. Hingga kini, Mukhlis mampu menghasilkan penghasilan dari ratusan hingga jutaan rupiah.Â
Â
“Untuk pembeli online biasanya yang datang dari luar Pekanbaru, terutama dari daerah Padang,” ujar Mukhlis.
Â
Dalam berternak merpati hias, Mukhlis biasanya menghabiskan satu karung pakan makanan dalam sebulan. Untuk perawatan, Mukhlis menerangkan tidak terlalu banyak perbedaan dalam mengternakkan merpati hias dengan merpati biasa. Seperti untuk kandangannya, diharuskan untuk terkena sinar matahari langsung. Sementara untuk minunnya tidak dibolehkan hingga kosong.
Â
“Untuk kebersihan kandangnya, biasanya saya pantau setiap harinya agar terhindar dari penyakit. Namun saya bersihkan setiap sekali pertiga hari,” ujar Mukhlis.
Â
Hampir 3 tahun fokus menernakkan merpati hias, Mukhlis berharap agar pemerintah mau menyentuhnya, dalam arti kata mau membantunya. Ini dikarenakan hingga kini baik Mukhlis maupun peternak merpati yang ada di Pekanbaru masih menggunakan dana pribadi dalam mengembangkan peternakan mereka. Sehingga hampir seluruh peternak yang ada sudah merasakan jatuh bangun dalam membangun peternakan mereka. Terlebih jika peternakan mereka terserang penyakit, yang mengakibatkan banyaknya merpati hias yang mereka ternakkan mati.
Â
Penulis: Teguh Asrin
Â