BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Target Rp8 triliun untuk APBD 2019 dari Pemprov dapat kritikan dari DPRD Riau.
Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman mengatakan pemprov tak punya inovasi untuk menaikkan Penghasilan Asli Daerah (PAD), sehingga tak punya keberanian untuk menargetkan APBD dengan angka yang lebih tinggi. Dia juga mempertanyakan apa hubungan dana perimbangan pusat dengan PAD Riau.Â
“Apa hubungannya Dana Perimbangan dengan PAD? PAD itu ya kerja Bapenda kita. Kalau pakai auto pilot sistemnya ya apa adanya, tak ada inovasi dan improvisasi ya, terimalah apa adanya,” ujar Dedet kepada bertuahpos.com, Jumat 24 Agustus 2018.
Pria yang akrab dipanggil Dedet ini juga menuntut pemprov Riau, melalui Bapenda untuk bekerja keras untuk mendapatkan lebih banyak PAD. Dia juga berjanji akan menaikkan target dari APBD 2019.
“Target (APBD 2019) akan saya naikkan. kerja keras dong (untuk menambah PAD),” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan bertuahpos.com sebelumnya, Sekdaprov Riau Ahmad Hijazi mengatakan estimasi APBD 2019 kemungkinan hanya berada di angka Rp8 triliun, turun Rp2 triliun dari APBD 2018.
Estimasi APBD Riau 2019 yang hanya Rp8 triliun itu akibat tidak disalurkannya dana perimbangan dari pemerintah pusat.
Baca:Â Makin Merosot, Estimasi APBD Riau 2019 Kisaran Rp8 Triliun
“Menyusun APBD murni 2019 itu kan patokannya pada kemampuan anggaran. Jadi paling segitu kemampuan kita,” ujarnya.
Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah sendiri, Pemprov Riau tidak pasang target yang muluk-muluk.
Artinya masih stabil dengan kemampuan potensi penerimaan yang sudah ada.
Sebab jika dipaksakan tinggi, sementara potensinya tak ada, malah akan membuat target PAD semakin sulit untuk dicapai.
“Memang yang turun drastis itu adalah dana perimbangan. Apalagi soal penganggarannya berpatokan pada skema 70 persen dan 30 persen, kan,” sambungnya. (bpc2)