BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemprov Riau Asumsikan 4,5 persen dari PI 10 persen akan menjadi pendapatan bersih Riau dari sektor migas. Meski ini baru akan berlaku pada 2021 untuk potensi penerimaan 2022 nanti, kalkulasi hitungan sementara sudah didapat.Â
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Indra Agus Lukman, mengatakan 4,5 persen pendapatan bersih dari PI 10 persen itu sudah dikurangi fakto-faktor pengurang, seperti modal dan biaya lainnya.
“2017 kami sengaja melakukan pengitungan kembali. Proses pengitungan ini berdasarkan data-0
data yang kami peroleh dari rapat internal. BUMD kita juga sering ikut rapat dan mereka yang suplai data sehingga kami bisa melakukan pengitungan ulang. Dapat lah angka 4,5 persen itu,” katanya, Sabtu, 19 Januari 2019 di Pekanbaru .
Dari 4,5 persen itu didapat angka sekitar Rp800 miliar-Rp1 triliun dengan asumsi harga minyak USD 200 ribu barel/hari pada kurs USD 13,5 barrel/dolar. Kata Indra kisaran angka itulah yang akan masuk dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor Migas untuk pembangunan. Lalu dari kisaran angka tersebut akan dibagi belang semangka (50:50) untuk provinsi dan kabupaten penghasil.
Indra menyebut asumsi pendapatan ini baru berdasarkan hitungan PI 10 persen. Jika rencana pemerintah menyandingkan BUMD untuk bisa masuk bekerjasama dengan perusahaan pengelola berhasil, maka asumsi potensi pendapatan bisa lebih tinggi.Â
Format seperti ini bahkan sudah lama diterapkan di Sumsel. Di luar dari PI 10 persen daerah bisa mendapatkan sekitar 5 persen dari penghasilan migas. “Ini untuk 8 blok yang beroperasi di Riau,” sambungnya.
Pendapatan bersih sebenar 4,5 persen dari PI 10 persen itu target asumsinya berlaku untuk semua blok menghasilkan, kecuali BOB di Bumi Siak Pusako. Sebab Pemprov Riau sudah punya jatah 15 persen dari hasil Migas di blok tersebut dari kepemilikan saham. (bpc3)