BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), PEKANBARU – Pengamat Ekonomi Peri Akri menilai, jika masyarakat termakan isu terkait Rush Money atau penarikan uang secara besar-besaran, akan terlihat dampaknya. terutama dari perbankan.
“Dampaknya ada, terutama bagi perbankan. Rush money itukan menarikan uang secara serentak, sekarang ini tergantung kapasitas dari banknya,” katanya kepada bertuahpos.com, Senin (21/11/2016).
Dia mencontohkan, penduduk Indonesia saat ini mencapai 250 juta jiwa. Kemudian 80 persennya adalah muslim dan memiliki uang di bank sekitar 50 persen, setidaknya ada 100 juta jiwa bisa melalukan penarikan uang.
“Itukan misal, kalau saja 100 juta orang ambil uang Rp 2 juta saja, Rp 200 triliun yang bakal ditarik. Bank siap gak kalau terjadi seperti itu,” lanjutnya.
Jika hal tersebut terjadi, maka bank yang tidak mempunyai likuiditas besar maka bank tersebut akan menjadi Collapse. Namun, jika bank tersebut termasuk kategori besar maka hanya akan mengalami sedikit guncangan.
Ketika bank tersebut sudah dikatakan Collapse, efeknya akan menjalar berbagai sektor. Terutama ke sektor ekonomi makro yang akan terganggu.
Selain itu, ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya Rush Money, diantaranya adalah ketidak percayaan masyarakat terhadap bank. Namun, yang terjadi pada tanggal 25 november mendatang bukan merupakan hal yang urgen.
“Melainkan bentuk ajakan. Nah jika ini betul-betul terjadi ini menjadi chaos tersendiri karena multi efeknya itu sangat besar. Kecuali jika isu ini tidak terlalu termakan oleh masyarakat,” kata Peri.
Sebagaimana diketahui, belakangan ini muncul isu adanya Rush Money atau menarik uang secara serentak. Hal ini dilakukan pada tanggal 25 November mendatang.
Atas isu tersebut, pihak kepolisian saat ini tengah memburu penyebar isu tersebut. Bahkan, sang penyebar isu tersebut dapat dikenakan sanksi sesuai dengan UU ITE.
Penulis: Iqbal