BERTUAHPOS.COM – Mahalnya biaya atribut siswa dirasa membuat orang tua/wali murid terbebani. Seharusnya sekolah-sekolah negeri bisa membantu meringankan beban itu. Bukan malah mencari keuntungan berlipat-lipat.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri. Dia mengkritik soal mahalnya biaya atribut siswa di sekolah negeri, yang justru dibebankan ke wali murid.
“Seperti seragam, seharusnya tak lagi jadi beban orang tua. Sebab pemerintah sudah mengalokasikan anggaran besar untuk pendidikan,” katanya.
Alokasi anggaran pendidikan dari pemerintah di tahun 2024 mencapai Rp660,8 triliun. Bahkan, dalam pidato RAPBN 2025 pada 16 Agustus 2024 lalu, anggarannya naik menjadi Rp722 triliun.
Ironi tentunya jika masih banyak masyarakat dibebani dengan mahalnya biaya atribut siswa di sekolah negeri.
P2G, lanjut Iman, telah merekomendasikan agar seragam sekolah dimasukkan dalam skema Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOSP), sehingga biaya tersebut bisa ditanggung oleh negara.
Iman juga menyatakan bahwa meskipun sekolah negeri menawarkan pendidikan gratis, namun biaya seragam yang mencapai Rp1,2 juta tetap menjadi beban bagi orang tua, terutama bagi mereka yang kurang mampu.
“Masyarakat berharap sekolah negeri bisa meringankan beban, tetapi kenyataannya tidak demikian,” tambahnya.
Keluhan serupa datang dari seorang wali murid yang harus membayar mahal untuk atribut sekolah negeri di SMP Negeri 1 Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten.
Ia harus merogoh kocek hingga Rp1.190.000 untuk membeli seragam, ikat pinggang, dan perlengkapan lainnya.
Unggahan ini menarik perhatian warganet, banyak di antaranya yang menyuarakan keprihatinan serupa.
Mereka mempertanyakan mengapa atribut sekolah negeri, yang seharusnya lebih terjangkau, bisa mencapai harga setinggi itu. Kondisi ini dinilai memberatkan, terutama bagi keluarga dengan penghasilan menengah ke bawah.***(inilah.com)