BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Warga di Pekanbaru dicemaskan dengan keberadaan SPG rokok yang minta nomor telpon. Warga khawatir data itu dipakai oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Nomor telpon itu kita daftarkan dengan identitas pribadi yang sah. Seperti nomor KK dan KTP. Siapa yang bisa menjamin kerahasiaan data itu,” kata Anggera, warga yang berdomisili di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Jumat, 28 Februari 2020.
Dia menjelaskan, saat ini juga ada banyak pesan singkat tak jelas yang masuk ke ponselnya. Seperti tawaran pinjaman online, pengumuman pemenang hadiah, pesan ajakan judi online dan lain sebagainya.
Heri, warga Pekanbaru lainnya yang berdomisili di Tenayan Raya, juga mengakui hal sama. Dia mengatakan SPG rokok cenderung sedikit memaksa untuk meminta data contact person, dengan alasan laporan ke kantor bahwa mereka sudah bekerja.
“Sekarang ini nomor telpon itu hal yang sangat privat karena semua data personal ada di sana. Jangan heran kalau kita juga pernah dengar jual beli data, kan. Artinya kalau mau jualan, ya jualan aja. Jangan maksa-maksa minta nomor telpon. Jujur saya risih,” katanya.
Kekecewaan lain diluapkan oleh Romi, warga yang berdomisili di Tanjung Datuk Pekanbaru. Menurut penilaiannya, perusahaan rokok harusnya lebih elegan untuk melakukan pemasaran, meskipun SPG cantik yang dipakai untuk pola pendekatan kepada konsumen.
“Harusnya ada banyak cara lain yang bisa dilakukan. Memang tidak semua orang risih dengan SPG minta nomor telpon. Tapi, wajar juga jika ada masyarakat yang risih dengan cara-cara seperti itu, kan,” ungkapnya.
Menurut Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Riau, Yogi Gentri, warga sebenarnya punya hak untuk menolak tidak memberikan nomor telpon kepada SPG rokok, karena hal itu menyangkut privasi individual yang juga harus dihormati.
“Kami minta kepada perusahaan rokok, mohon pengertiannya lah,” kata Yogi.
Dia menanbahkan, warga juga punya hak untuk menanyakan langsung kepada pihak terkait untuk keperluan apa nomor telpon harus dikumpulkan oleh SPG rokok.
“Memang nomor telpon ini adalah salah satu yang sifatnya rahasia, karena sensitif untuk sekarang ini. Tergantung bagaimana komunikasinya. Kalau memang warga merasa risih, ya tolak saja,” sambungnya. (bpc3)