BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Produk kerajinan rotan masyarakat di Rumbai Pekanbaru, Riau ini sudah diakui kualitasnya. Bahkan sudah mampu menembus pasar Malaysia dan India. Bentuk UMKM kerajinan dari rotan ini sudah ada sejak 1985. Sampai saat ini masih dijalankan oleh beberapa kepala keluarga
Afrizal (47), seorang pengusaha pengrajin rotan, kepada bertuahpos.com mengatakan, produk olahan kerajinan tangan ini dulunya menjadi primadona untuk kebutuhan perabot rumah tangga, seiring tahun-ketahun, pengrajin Rotan ini sudah hampir hilang di Pekanbaru.
“Sebagian dari penggiat usaha ini berpindah tempat ke daerah luar kota, karena tempat untuk melestarikan olahan rotan itu tidak tersedia. Kini, beberapa pengrajin ini, masih memakai tanah orang lain untuk menjajakan dagangan mereka,” katanya, Senin (17/04/2017).
Dia mengatakan, peminat olahan dari rotan di kawasan Rumbai itu minim pembeli lokal. Namun, banyak dilirik wisatawan asing yang berkunjung ke Pekanbaru. Biasanya di hari besar seperti, lebaran, dan tahun baru, barulah jumlah pembeli meningkat.
Pergerakan ekonomi yang lambat sepertinya tidak membuat semangat pelaku usaha ini redup, untuk menjalankan usaha kerajianan rotan.
Baca: Sepi Peminat, Pengrajin Rotan di Pekanbaru Masih Tetap Eksis
Aprizal sudah 10 tahun membuat kerajinan dari Rotan ini. Sampai sekarang dia melakoni pekerjaan itu. Dia punya lapak di Jalan Yos Sudarso, Rumbai, Pekanbaru. Meskipun pundi-pundi rupiah yang dia dapatkan tidak seberapa, tapi baginya, ini bukan sebatas masalah uang. Tapi sebagai bentuk untuk mengasah kemampuannya dalam bidang seni yang sulit untuk dihilangkan.
“Sampai kapanpun saya masih merakit rotan-rotan ini. Kadang tangan saya tidak bisa digerakan, saya masih ingin berjualan olahan dari rotan, karena disinilah keahlian saya. Susah bagi saya untuk tidak bekerja membuat kerajinan ini,” katanya.
Bahkan Aprizal, tidak sungkan-sungkan untuk mengajari orang-orang lain yang ingin belajar membuat kerajinan dari rotan ini, tanpa meminta imbalan sepersenpun, tapi terkadang orang yang belajar kepadanya, memberi dia imbalan sebagai ucapan terimakasih.
Bagi Aprizal, meskipun rezeki yang ia dapatkan lepas untuk kebutuhan sehari saja, dan dapat menafkahi keluarganya saja, sudah cukup baginya. “Tidak perlu bayar saya dengan uang, ya kalau ada rezekipun saya tidak menolak, tapi yang mau belajar silahkan saja,” tambahnya. (Bpc11)