BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU- Julukan Daerah kaya minyak masih disandang Provinsi Riau hingga saat ini, meskipun cadangan minyak tersebut terus berkurang. Padahal masih ada sektor lain yang potensial sebagai sumber pendapatan di Riau, yakni sektor pertanian.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bulog Divre Riau dan Kepulauan Riau (Kepri), Kepala Divisi Regional Riau dan Kepri, Faruq Octobri Qomary kepada bertuahpos.com. “Kalau bicara potensi, Riau masih bisa menciptakan lahan pertanian,” ujarnya Sabtu (06/09/2014).
Namun untuk mencapai tahapan itu diperlukan perhatian dan keseriusan pemerintah daerah. “Mesti juga diseimbangkan, tidak hanya memperbanyak lahan sawit. Karena selama ini kebutuhan akan beras masih diasup dari provinsi lain,” sebutnya.
Faruq juga mengakui, bila padi dibandingkan dengan sawit tentunya sawit terlihat lebih menguntungkan. “Ya jika dibandingkan, petani lebih tergiur sawit dari pada menanam padi. Makanya banayak alih lahan terjadi,” paparnya.
Namun tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, harus jadi fokus perhatian pemerintah. Diantaranya mesti mengurangi kebutuhan terhadap daerah lain. “Jangan lagi sekedar bergantung. Jadi sekarang tinggal kemauan pemerintah daerah saja untuk memproduksi sektor pertanian khususnya padi,” paparnya.
Hingga saat ini untuk pasokan beras di Riau masih bergantung dari Provinsi tetangga, seperti Sumatera Barat (Sumbar). Sehingga bila terjadi peristiwa yang tak terduga seperti bencana alam, maka Riau rentan mengalami fluktuasi harga pangan, khususnya beras.
Bulog Divre Riau Kepri memiliki sembilan titik pergudangan di sejumlah kabupaten/kota wilayah. Saat ini stok yang ada baru menempati 59,76 persen dari kapasitas gudang 37.800 ton.
Terpisah, Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyebutkan, Provinsi Riau memiliki potensi sebagai sumber pendapatan daerah, salah satunya ialah dibidang pertanian. “Ya, tinggal pengelolaan dan keseriusan kita semua,” sebutnya.(advetorial)