BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman menuding pemerintah bermain aman dan mengorbankan daerah ketika menaikkan harga BBM.
Dikatakan pria yang akrab dipanggil Dedet ini, pemerintah pusat hanya ingin bermain ‘aman’ dengan menaikkan harga BBM, sementara daerah harus rela kehilangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena harus memangkas pajak agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak mencekik rakyat.
“Di tengah usaha kami mengendalikan situasi harga bahan bakar dan pasokan bahan bakar premium, Pertamina malah menaikkan kembali untuk kedua kalinya harga dasar pertalite. Kemudian memaksa daerah untuk menurunkan pajaknya agar keuntungannya tidak berkurang,” jelas Dedet kepada bertuahpos.com, Minggu 25 Maret 2018.
“Nah, ketika berhasil situasi jadi kusut maka perhatian tertuju pada kami dan pertamina mengambil kesempatan menaikkan harga BBM sehingga pemerintah pusat aman dan naiknya tak terasa,” tambahnya.
Dilanjutkan Dedet, dirinya jadi teringat ketika pemerintah menaikkan BBM dengan cara mengurangi pasokan. Kemudian, pemerintah berkilah jika kekurangan pasokan tersebut disebabkan adanya Pilkada, karena ada kepala daerah yang memiliki SPBU.
“ini seperti cara cara intelijen dan bermain bilyar politik. Saya harus banyak menuntut ilmu ke Pertamina dan BPH Migas cara menaikkan harga tapi yang disalahkan orang lain. Tembak bola 7 masuk bola 15,” sindir Dedet.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kenaikan harga BBM non subsidi di beberapa daerah mulai diberlakukan sejak pukul 00.00 WIB tadi malam, tanggal 24 Maret 2018. Jika harga Pertalite di Riau Rp8.000 perliter, saat ini harganya mejadi Rp8.150 perliter. (bpc2)