BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemerintah diminta tak tutup mata dengan rendahnya harga karet di tingkat petani. Apalagi, ada isu kesejahteraan petani yang dipertaruhkan.
Seperti yang diungkapkan Otu, warga Kuansing yang berprofesi sebagai petani karet. Menurut Otu, pengahasilan petani karet sangat pas-pasan.
“Kalau kebun luas, mungkin masih bisa hidup cukup. Tapi, kalau kebunnya cuma satu atau dua hektare, mana bisa. Apalagi ada anak yang sekolah,” curhat Otu kepada bertuahpos.com, Rabu 27 Februari 2019.
Dikatakan Otu, sebagai pria yang berkeluarga, dirinya berharap agar harga karet bisa berada direntang Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kilogram. Namun, saat ini harga karet di Kuansing hanya berkisar Rp6 ribu sampai Rp9 ribu. Karena itu, dia meminta pemerintah tak tutup mata dengan nasib petani karet.
“Pemerintah harus ada perhatian sedikit untuk kami petani karet,” tambah dia.
Hal yang sama juga dikeluhkan Ramlan, petani karet di Desa Belah Bantan Bengkalis. Bahkan, Ramlan sudah separuh pasrah dengan keadaan. Harga karet di Bengkalis memang tak menggembirakan, hanya berkisar Rp6 ribu per kilogram.
“Dengan kondisi ini, bisa bertahan hidup saja kami sudah syukur,” ujar Ramlan.
Sementara itu, harga karet global saat ini berada diangka 199 Yen Jepang per kilogram (Rp25.074). Harga ini tentu sangat jauh dari harga beli dari petani di Riau. (bpc2)