BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sangat mendukung keinginan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan bersama-sama Indragiri Hulu (Inhu) untuk merebut pengelolaan Blok
Kampar.
Hal tersebut disampaikan Pengamat Energi dan Lingkungan Hidup, Kunaifi, ST,PgDipEnSt., M.Sc, saat berbincang dengan bertuahpos.com. “Peluang itu ada, Sebagai daerah kita punya kartu as. Apa lagi pemerintah pusat pernah mengatakan akan memprioritaskan Pemerintah Daerah. Itu yang harus diperjuangkan, karena yang namanya minyak banyak yang berebut,” ujarnya Kamis (21/08/2014).
Namun selain itu Dosen Fak. Sains dan Teknologi UIN Suska Riau, yang perlu digaris bawahi pemerintah pusat mau menyerahkan pengelolaan migas ke daerah, bila pemerintahan daerah siap. “Pemerintah pusat mau menyerahkan dengan syarat andai pemda sudah siap mengelola. Apakah sekarang Riau sudah siap? Makanya kita harus tunjukkan bahwa kita siap,” tanyanya.
Kunaifi memandang sikap pemerintah Riau yang bersikukuh ingin mengelola blok Kampar tersebut merupakan langkah yang bagus. Namun dirinya menyebutkan hal tersebut mesti dibarengi dengan kesiapan SDM maupun infrastruktur. “Seperti blok Siak yang sudah jatuh ke Pertamina, baru pemda mau protes, padahal surat keputusan sudah keluar. Seharusnya sebelum kontraknya habis, pemda sudah mengantisipasi dengan, memasang target untuk mengelola sumur minyak tersebut untuk lima sampai 10 tahun kedepan. Jadi tidak terus terkejut belakangan,” jelasnya.
Bila persoalan jika nanti belum memiliki kesanggupan, baik dari sisi keuangan dan teknologi, katanya bisa menggandeng pihak swasta nasional. Artinya, hak pengelolaan ladang minyak diambil alih oleh Riau dan untuk kegiatan eksploitasinya tetap bisa dilakukan.
Namun Kunaifi mengingatkan Riau jangan terlalu terlena dengan sumber daya alam minyak bumi dan gas yang terus menurun. “Era minyak Riau memasuki era tanpa minyak bumi. Karena Migas sumber daya alam yang tak
terbarukan,
Untuk itu Riau harus mengantisipasi terus berkembang tanpa mengandalkan minyak. “Riau harus berpikir untuk hidup tanpa minyak. Karena cadangan yang ada sudah mulai habis, hampir 50 persen APBD Riau dari DBH migas. Kalau minyak habis, maka sewaktu-waktu Riau bakal kehilangan separuh hilang,” sebutnya.(Riki)