BERTUAHPOS.COM — Ditemukan pada tahun 1994, Virus Hendra (HeV) dikabarkan lebih berbahaya dari Covid-19. Dari spesimen yang diperoleh, wabah yang menyerang pernapasan dan neurologis pada kuda ini, juga menyerang manusia, pinggiran kota Brisbane, Australia.
Para peneliti di Griffith University Australia menyebut bahwa varian dari virus tersebut bisa menular ke manusia. Virus ini juga terdeteksi di urine kelelawar berkepala hitam dan abu-abu yang menyebar di Australia, wilayah federal New South Wales hingga Queensland.
“Hasil studi kami dengan meneliti spesies kelelawar tertentu mengungkapkan bagaimana varian virus Hendra menular ke kuda dan manusia,” kata pemimpin penelitian Alison Peel dari Pusat Kesehatan dan Keamanan Pangan, dikutip dari situs resmi Griffith University awal pekan ini.
Virus Hendra lebih sering ditemukan pada akhir Mei hingga akhir Agustus, tetapi penularan diyakini bisa terjadi di semua musim. Lantas, apakah virus Hendra mematikan? Menurut epidemiolog, 7 dari 10 orang manusia yang terinfeksi virus Hendra bisa meninggal dunia.
Epidemiolog Dicky Budiman mengungkapkan, bahwa virus Hendra sebenarnya sudah lama ditemukan. Virus ini merupakan penyakit endemik yang hanya ditemukan di sejumlah wilayah.
Sejak dilaporkan pada tahun 1994, virus Hendra tercatat memiliki angka kematian di atas 50%, baik pada hewan maupun manusia. Adapun ‘korban’ terpapar paling banyak dilaporkan pada hewan kuda.
Kuda yang terinfeksi akibat terpapar kotoran dari kelelawar pemakan buah umumnya mengalami kondisi fatal, dengan sekitar 80% dari total kasus tak tertolong. Ancaman serupa juga mengintai manusia.
Pada manusia, jika 70% terpapar, maka bisa menyebabkan kematian. 7 dari 10 orang manusia yang terkena virus Hendra dilaporkan meninggal.
“Gejalanya pada manusia itu mestinya demam, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, sama seperti penyakit flu disertai dengan meningitis atau encephalitis atau peradangan pada otak, bila berkembang yang menyebabkan nyeri kepala, demam tinggi, dan juga kejang sampai koma,” kata Dicky.***