BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Masjid Agung Pondok Tinggi di Sungai Penuh, Jambi, menyimpan segudang sejarah yang hingga kini tak lekang.
Masjid berusia 148 tahun ini kini masih terlihat berdiri kokoh. Lokasi masjid ini berada di tepi Jalan Depati Payung, Kelurahan Pondok Tinggi, Kota Sungai Penuh.
Meski masjid agung, tetapi ukurannya tidak terlalu besar. Pada bagian luar bangunan masjid ini sudah mendapat sentuhan modern, namun masih didominasi oleh bahan kayu. Jika dulu atapnya dari ijuk, bangunan yang sekarang terbuat dari seng.
Beratap limas tumpang 3 menjadi ciri khas Masjid Agung Pondok Tinggi ini. Meski demikian, pada bagian atap ini memiliki nilai filosofis bapucak satu (berpucuk satu), dimana beriman pada Tuhan Yang Maha Esa. Berempe jurai (berjurai empat), bermakna pondok tinggi terdapat empat ninik mamak dan empat imam.
Di dindingnya terdapat ukiran tangan sulur-sulur dan bunga. Terkesan ada sentuhan budaya melayu dengan Islam. Dari papan sejarah di luar diketahui masjid ini masih sama sewaktu didirikan pada 1874 dan selesai 1902.
Didirikan secara bergotong royong, dulunya semua bangunan terbuat dari kayu dengan atap ijuk. Kayu-kayu yang digunakan jenis medang yang dipergunakan untuk tiang-tiang utama.
Uniknya masjid dengan luas bangunan sekira 30×30 meter itu tidak memakai paku. Hal menarik lainnya yaitu dulu namaya Masjid Pondok Tinggi saja. Tetapi waktu Wakil Presiden RI pertama Bung Hatta berkunjung pada 1953. Bung Hatta terkesima dengan bangunan masjid.
Kemudian Bung Hatta berpesan kepada masyarakat khususnya ninik mamak adat setempat untuk menambah kata ‘Agung’ pada nama masjid. Jadilah namanya Masjid Agung Pondok Tinggi hingga sekarang.
Masjid ini terdapat 36 tiang penyangga yang dipasang tanpa paku. Menariknya tiang-tiang dibagi dengan Tian Panjang Sambilea (4 tiang), Tian Panjang Limao (8 tiang), dan Tian Panjang Duea (24 tiang).
Uniknya yaitu tempat muadzin di Masjid Agung Pondok Tinggi bukan di lantai dekat mimbar, melainkan ada di atas tiang utama masjid. Dimana muazin harus menaiki beberapa tangga dengan motif sulur-suluran. Dari atas sanalah panggilan Agung untuk menunaikan salat dikumandangkan.
Dari catatan sejarah, Masjid Agung Pondok Tinggi tidak terhindar dari tiga kali gempa dahsyat yang menimpa Kerinci pada 7 Oktober 1995.
Banyak bangunan di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci yang rusak. Namun Masjid Agung Pondok Tinggi tidak mengalami kerusakan berarti.***