BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, Suryamin, mengatakan, komitman Pemerintah Provinsi Riau untuk mengembangkan sektor wisata budaya, harus banyak belajar dari Negara Thailand.
“Maaf sebelumnya, kalau di kita kan pedagang kaki lima itu dibersihkan. Kalau di Thailand pedagang kaki lima diatur, dan wisatawan manca negara diarahkan untuk belanja di tempat itu,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara Konsultasi Produk Domestik Refional Bruto (PDRB) yang berlangsung di Pekanbaru, Kamis (02/06/2016).
Dia mengatakan, pengembangan wisata budaya di Riau, sangat berkaitan erat dengan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Keterlibatan pelaku usaha ini membari sumbangsing besar terhadap perkembangn wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Riau.
Dalam kesempatan itu, dia menyebutkan, kehadiran rapat konsultasi tentang perkembangan Produk Regional Bruto, akan memberikan masukan penting bagi pemerintahan di Pulau Sumatera, khususnya Riau, dalam mengembangkan wilayah dan potensi daerah.
Pemerintah daerah dapat masukan khusus tentang manfaat informasi statistik dalam perencanaan pengendalian pembangunan. (Baca juga: Kata Plt Sekda, Wisata Riau Bisa Tak Beroptensi Lagi ke Depan)
“Sekarang ini eranya informasi, Pak. Kalau kita, khususnya pemerintah tidak terlibat, percayalah akan sulit daerahnya untuk berkembang. Ada banyak informasi yang bisa kita dapatkan dari negara-negara lain, sebagai contoh untuk pengembangan daerah kita,” sambungnya.
Suryamin mengutarakan, PDRB penting dilakukan sebagai bahan kajian, sehingga hasilnya terasa bermanfaat menjadikan pembangunan bagi daerah. Arah pembangunan berkelanjutan ini tidak semua negara bisa melakukan seluruh indikator yang sudah ditetapkan.
“Negara kita 75 persen bisa melakukan suvei untuk menghasilkan variabel tersebut. Hal ini bisa digunakan untuk mengetahui angka kemiskinan dan PDRB,” sambungnya. (Baca juga: Evaluasi Ekonomi, Para Petinggi Pulau Sumatera Berkumpul di Pekanbaru)
Sementara itu, dalam pembangunan ekonomi pariwisata, ada banyak manfaat yang akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi Riau. Negara-negara yang lebih dulu melakukan itu, seperti Thailand sudah membuktikan hasil dan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.
“Kami juga menyadari, mengembangkan industri pariwisata dilakukan dalam beberapa kebijakan investasi. Harus diperhatikan potensi, posisi dan dukungan masyarakat untuk menentukan keberhasilan industri wisata. Mengingat, kondisi hasil migas dan sawit, yang tersisa akan sangat terasa di Pulau Sumatera. Terutama pertambangan. Imbasnya tentu kepada pertumbuhan ekonomi Sumatera melambat. 2013 hanya bergerak 4,9 persen, 4,3 persen di 2014. Sampai saat ini pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera terus menurun,” ujarnya.
Penulis: Melba