BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Badan Penamanan Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Provinsi Riau, memasuki minggu ke tiga Januari 2016, belum juga menyelesaikan perhitungan rekap investasi Riau sepanjang tahun 2015.
Kepala BPMPD Riau, Ismaili Fauzi, mengatakan bahwa untuk sementara ini, rekap investasi Riau untuk tahun 2015 masih dalam tahap perhitungan. Dan diperkirakan rampung pada akhir Januari nanti.
“Akhir bulan baru akan kami rilis. Sekarang prosesnya masih dalam tahap perhitungan investasi,” katanya kepada bertuahpos.com, Jumat (22/01/2015).
Dia tidak bisa menyebutkan berapa angka pasti invetasi yang telah masuk. Sebelumya, untuk tahun 2015 lalu, penetapan target investasi Riau yakni sebesar Rp 18 triliun. Untuk sementara ini, rekap yang sedang dilakukan oleh BPMPD Riau adalah investasi sepanjang kwartal ke 4 tahun 2015.
Saat ini, tahap pengumpulan laporan LKPM setiap perusahaan yang masuk. Sementara pada kwartal ke 3 tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 12 triliun lebih. Setelah melakukan upaya untuk menarik investor, Ismaili mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Riau berharap target sebesar Rp 18 triliun lebih itu tercapai.
Informasi terakhir pada triwulan ke 3 tahun lalu, investasi Riau baru terealisasi sebesar 60 persen. Sumbangan terbesar dari realisasi itu didapakan dari sektor perkebunan. Hasil dari evaluasi yang dilakukan BPMD Riau, bahwa untuk tahun ini masih terlihat peluang untuk mencapai investasi sesuai target.
Ismaili menambahkan, sekor penyumbang terbesar masih didapatkan dari perkebunan dan pulp. Tahun ini, kesulitan untuk mencapat target investasi di sektor perkebunan juga dialami. Masalah anjloknya harga crude palm oil (CPO) yang menyebabkan turunya harga jual tandan buah segar atau TBS sawit di Riau, sejak pertengahan tahun lalu.
Bahkan, penurunan harga itu tidak hanya terjadi disektor komoditi sawit. Anjloknya harga jual itu juga terjadi dibeberapa komoditi unggulan Riau, seperti kelapa dan Migas. “Turun dibanding sebelumnya,” katanya.
Semetara ini, masalah Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Riau masih menjadi kendala utama untuk mengejar target investasi di Riau. Pemerintah Provinsi Riau tidak bisa membuka luas area untuk memenuhi kebutuhan investor.
Realisasi investasi yang berhasil dikumpulkan Pemerintah Provinsi Riau saat ini hanya sebatas memungut dari sektor usaha yang sudah tersedia, yang melakukan pengembangan usahanya ke tahap kapasitas yang lebih besar. (Melba)