BERTUAHPOS.COM – Klub Liga 3 asal Yogyakarta, PS Hizbul Wathan UMY menolak Stadion Sultan Agung dijadikan kandang oleh Arema FC.
Hizbul Wathan UMY secara terang-terangan melakukan penolakan, bahkan mereka juga tidak segan-segan menyebut Arema FC adalah klub yang tidak memiliki empati terhadap 135 korban tragedi Kanjuruhan, Malang.
Sebagaimana diketahui, Arema FC mendapatkan sanksi dari Komisi Disiplin (Komdisi) PSSI berupa larangan bermain di kandangnya Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Dear @AremafcOfficial , kami hanya tim kecil yang bermarkas di DIY. Kami kumpulkan dana dari donatur dan sponsor sedikit demi sedikit untuk persiapan Liga 3. Gara2 kalian Liga 3 DIY batal. Lalu kalian mau menggunakan SSA untuk Liga 1. Sungguh tiada empati !,” tulis Hizbul Wathan UMY di akun Twitter resminya.
Bahkan Hizbul Wathan juga menyebutkan bahwa Arema FC sudah menghancurkan karir para pemainnya, mereka juga menyinggung kecerobohan yang dilakukan oleh Arema dan juga aparat kepolisian.
“Pemain kami sudah berlatih demi asa mengembangkan karir dan masa depan. Kecerobohan klub, panpel, aparat dan suporter kalian @AremafcOfficial menghancurkan harapan tunas-tunas muda yang ingin mengembangkan diri di atas lapangan hijau. Liga 3 DIY batal, kalian justru ke SSA!,” sebutnya.
Sebagai tim kecil yang berkompetisi di Liga 3 Daerah Istimewa Yogyakarta, Hizbul Wathan UMY sudah mempersiapkan tim mereka untuk menghadapi lanjutan Liga 3 yang hingga saat ini terhenti karena tragedi Kanjuruhan, Malang.
Lagi-lagi, Hizbul Wathan menyinggung soal empati, empati ini ditujukan Hizbul Wathan kepada seluruh korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
“Hal yang paling mendasar adalah empati. Kami berempati pada seluruh korban dan keluarga korban dari tragedi Kanjuruhan. Di saat yang bersamaan, kami telah mempersiapkan tim untuk berlaga di Liga 3 Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami sadar, kami adalah tim kecil dari Liga 3,” tulisannya lagi.
Kendati tim kecil, Hizbul Wathan tetap berusaha untuk memberi ruang kepada para pemain muda yang ingin berkarir sebagai pesepakbola.
“Namun kami berusaha merawat sepakbola dengan memberi ruang kepada para pemain muda yang ingin mengembangkan karier. Para pemain kami sudah berlatih untuk menyambut kompetisi. Di tengah kondisi yang penuh duka, tiba-tiba ada klub Liga 1 yang ingin menggunakan Stadion Sultan Agung,” tutupnya