BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Harga minyak nabati atau Crude Palm Oil (CPO) diperkirakan masih akan dihadapkan pada penurunan yang dalam.
Hal ini sebagai dampak atas kekhawatiran pasar global dalam bayang-bayang resesi ekonomi Amerika Serikat.
“Beberapa analis memperkirakan bahwa ketakutan pasar mungkin akan lebih kuat dari dampak tensi geopolitik di Ukraina,” kata analis pemasaran TBS Riau Defris Hatmaja, Selasa, 12 Juli 2022.
Sementara itu, harga CPO bisa bergerak ke MYR 4.000. Kondisi ini akan membuat kegiatan ekspor CPO akan dikejar-kejar waktu. Produsen akan beramai-ramai berusaha kirim CPO, harga di masa depan bisa lebih tertekan lagi.
“Dalam 3 bulan ke depan akan jadi saat paling kritis karena The Fed masih akan menaikkan suku bunga 125 bps,” katanya.
Kondisi ini semakin diperparah dengan stok CPO Indonesia yang melimpah, yang merupakan masih menjadi imbas larangan ekspor CPO beberapa waktu lalu.
“Kemudian dilanjutkan dengan kebijakan DMO dan DPO jilid 2 sejak Mei hingga saat ini,” jelasnya.***