BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Jepang ternyata punya cara sendiri supaya pembanunan rel kereta api untuk mengangkut hasil tambang batu bara cepat selesai. Supaya pembangunannya segera tuntas, pengerjaan jalur rel kereta api itu dibangun dari dua titik. Yakni dari Pekanbaru sendiri, dan dari Muaro.
Kedua rel tersebut baik yang dibangun dari Pekanbaru dan Muaro mengalami titik pertemuan rel pada tanggal 15 Agustus 1945. Dalam pengerjaan jalur Kereta api Sumatra Railway dari Pekanbaru hingga Muaro ada banyak Kamp para pekerja romusha. Seperti;
1. Kamp Muaro
2. Kamp Kuantan 2
3. Kamp Kuantan 1
4. Kamp Lubuk ambacang
5. Kamp Logas
6. Kamp Kotabaru
7. Kamp Lipat Kain
8. Kamp Sungai Pagar
9. Kamp Lubuk Sakat
10.Kamp Taratak Buluh
11.Kamp Kubang
12.Kamp Tengkirang/Tangkerang
13.Kamp Pekanbaru
Para korban jiwa yang berjatuhan saat melakukan proses pengerjaan rel kereta api ini memang tidak sebanding dengan hasilnya. Setelah selesai, ternyata jalur ini hanya digunakan empat bulan saja untuk pengangkutan batu bara. Pasalnya Jepang dipukul mundur oleh pasukan sekutu dengan meledaknya bom atom di Horoshima dan Nagasaki
Sejak saat itu jalur rel kereta api ini terlantar dan tidak pernah dipergunakan lagi. Terdengar agak ironi. Sementara puluhan ribu nyawa yang gugur dalam pembangunan proyek tersebut solah hilang dalam ingatan.
Kisah sejarah di zaman romusha yang kelam, perlahan juga ikut tenggelam. Sejalan dengan dijarahnya, bukti fisik besi-besi rel kereta api yang membentang membelah Pulau Sumatera. Jalur rel kereta api itu kini juga tidak utuh lagi. Bahkan ada banyak yang menganggap itu tidak ubahnya seperti barang rongsokan.
Sebuah lokomotif tua, yang masih berdiri kokoh di komplek Makam Pahlawan Kerja, Jalan Kaharudin Nasution, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, mungkin tidak banyak meninggalkan cerita ke anak cucu. Namun, itu sudah menjadi bukti nyata bahwa masa kelam itu pernah ada, dan perlu menjadi sebuah isyararat untuk mengetuk hati semua pihak, bahwa sebuah sejarah pernah terukir di Tanah Melayu.
Tak banyak bukti yang tersisa tentang kereta api zaman Romusha yang ada sekarang. Tak sepotongpun rel kereta api tersisa dan ditemukan di sepanjang jalur Sijunjung, Logas Tangko, Taluak Kuantan, Lipat Kain sampai ke Pekanbaru. Hanya dua dari sembilan unit lokomotif yang masih tersisa sebagai bukti otentik sejarah.
Selain di Pekanbaru, ada satu unit lokomotif lagi yang tersisa, yakni di dalam kawasan kebun karet masyarakat, di jalan poros ganda, Desa lipat Kain, Kampar Kiri. Sedangkan, tujuh unit lainnya ada di Sungai Pencong, satu unit di Koto Baru. Semuanya sudah habis dijarah dan dijual perkilo. (Bbs/Melba)