BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Tidak sedikit kasus hukum membelit anggota dari Kesatuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) di lingkungan Pemprov Riau. Bahkan sebagain besar adalah kasus yang harus berujung pada jalur hukum. Misalnya penggunaan narkoba, perkelahian dan banyak kasus lain dalam bentuk kriminalitas.
“Kami mengakui, itu benar,” ujar Kepala Sapol PP Provinsi Riau, Zainal kepada bertuahpos.com, Jumat (18/11/2016). Â Lebih lengkap berikut petikan wawancara singkat yang dilakukan bertuahpos.com dalam sebuah pertemuan dengan Kasatpol PP Provinsi Riau:
Bagaimana dengan pendidikan moral untuk petugas Satpol PP di Riau?
Saya hampir setiap saat memberikan itu. Selalu kami ingatkan, hindari kejahatan, dan narkoba. Itu terus yang kami ingatkan ke mereka. Yang terpenting, kami terus beri penyuluhan agama. Makanya, memang agak susah, kalau memang mereka punya latarbelakang begitu.
Masalah ini terjadi karena memang kondisi kerja dan latarbelakang dari individu anggotanya sendiri. Dalam melakukan tugas pengamanan, keseharaian mereka memang selalu bergelut dalam dunia itu. Upaya untuk dilakukannya pendidikan dan peningkatan SDM tetap dilakukan. Namun harus berkelanjutan. Tapi kami bisa jamin. Dari keseluruhan anggota kita tidak semua yang seperti itu, dan mereka masih mau diarahkan.
Berapa jumlah keseluruah anggota Satpol PP di Provinsi Riau?
Keseluruhannya hampir 600 san. 325 itu Banpol, artinya ada 275 anggota kita yang sudah PNS. Sisanya masih honorer. Cara lain yang bisa dilakukan, sekrang kan ada marching band. Itu selalu kita ikutkan dalam event lomba, supaya kegiatan mereka berpindah fokus dari kebiasaan yang buruk itu. Dalam waktu dekat ini saya akan buatkan band. Saya tengah cari tiga buah gitar listrik untuk lengkapi alat. Hal seperti ini akan berkelanjutan. Bisa jadi kita akan buat groub kompang. Tujuannya sederhana saja, supaya mereka bisa berubah perilakunya.
Kasus yang baru-baru ini membelik anggota Satpol PP, tertangkap mencuri hingga harus berurusan dengan masalah hukum, bagaimana?
Kami menyadari yang namanya Satpol PP kita ini memang macam-macam kelakukannya. Yang tertangkap kemaren itu statusnya PNS. Saya tidak tahu persis gaji dia berapa, kalau tidak salah saya golongan 2C, namun, artinya kalau kita kaji dari sisi ekonomi keluarga, sudah dianggap mencukupi. Tapi itu tadi, pemahaman individunya sendiri yang harus dibentuk. Makanya harus ada banyak kegiatan yang harus mereka lakaukan.
Dari beberapa kasus kriminalitas yang menjerat anggota Satpol PP, persoalan sebenarnya dimana?
Saya pastikan personalnya. Kami selaku pengelola lembaga selalu mengarahkan mereka. Cuma kadang-kadang memang ada yang melenceng. Karena ramaikan. Satu atau dua pasti ada yang berperilaku tidak baik. Terhadap kasus pencurian yang dilakukan anggota kita beberapa waktu lalu. Saya juga tak habis pikir, padahal dia PNS.
Bagaimana saat perekrutan anggota. Apakah tidak melihat latar belakang dari mereka?
Saya tidak menyalahkan, kalau dulu memang orang-orang yang tidak potensil dilempar kesini. Kalau sekarang tidak bisa seperti itu lagi. Lagi pula sekarang sudah tidak ada terima anggota lagi. Saya akan betul-betul mengkaji latar bekakangnya. Dalam waktu dekat juga kami akan buat pelatihan dasar tentang Satpol PP. Jadi yang Banpol atau yang tidak PNS, akan jadi sasar utama dalam pelatihan ini. Kita akan buat selama 30 hari atau 40 hari dan akan digodok semuanya. Peningkatan SDM yang penting sekarang.
Penulis: Melba