BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Proyek ‎pembangunan sarana penunjang Ekowisata Mempura, yakni taman burung ‎tampak sia-sia. Proyek fantastis senilai Rp 1,79 miliar di Tahun Anggaran (TA) 2014 lalu, kini tidak dapat dimanfaatkan.
Direncanakannya, pembangunan taman burung itu, dilatarbelakangi masih kurangnya lokasi wisata yang ada di Kabupaten Siak saat ini, khususnya kota Siak. Sehingga banyak pengunjung yang datang hanya sebentar untuk melihat Istana Siak lalu pulang lagi.
Bangunan yang didirikan di Jalan Raya Mempura, sebelum kantor Pemadam Kebakaran, dari bundaran menuju pusat kecamatan tersebut di awalnya di gadang-gadangkan akan menjadi taman plestarian bermacam jenis burung terbesar yang ada di Indonesia.
Pembangunan proyek yang dimenangkan oleh CV Nafa Jaya Perkasa dengan perusahaan konsultan adalah CV Laudah Rekayasa Konsultan ini, terlihat sangat memprihatinkan, karena banyak semak belugar di sekeliling gedung tersebut. Hal ini tentunya menjadi sebuah penghamburan dana APBD yang sangat sia-sia.
Padahal kalau digunakan, anggaran tersebut, dapat dimanfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat miskin yang ada di polosok terpencil yang ada di Kabupaten Siak.
Kegiatan yang telah dinyatakan rampung sesuai kontrak selama 150 hari kalender. Namun, hingga kini, Kamis (29/10/2015) pembangunan itu belum dapat difungsikan. Â
Dari informasi yang bertuahpos dapatkan, Bupati Siak Syamsuar sempat ‎menyebut pembangunan itu tidak sesuai Detail Engineering Design (DED). Ketidakpuasan Syamsuar atas bangunan itu menjadi satu alasan untuk tidak difungsikan.
Dari pantauan Bertuahpos.com dilapangan, bangunan itu tidak jelas kegunaannya. Jalan akses sekitar 100 meter dari jalan raya masih memprihatinkan. Apalagi, semak belukar dan rumput liar sudah menumbuhi akses tersebut. Rumput liar juga tampak menyemaki kawasan taman burung itu.
“Gak tau bang, katanya sih taman burung tapi gak pernah ada orang. Lihat aja, semak-semak aja yang nampak, “ungkap Anto salah satu warga Kec Mempura.
Sementara itu, tampak pada fisiknya dua unit bangunan bercat kuning, tak terurus. Beberapa tiang besi, yang dilingkupi jaring-jaring seakan tak menandakan kalau itu untuk taman burung. ‎Apalagi, tak ada satupun populasi burung di lokasi tersebut.
Proyek pembangunan yang diduga tak sesuai DED itu mendapat kritik dari masyarakat Negeri Istana tersebut. Karena, pemerintah tidak menggarap Taman Burung sebagai tambahan untuk destinasi wisata di Siak.(Arie)