BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemprov Riau sejauh ini tidak berkutik soal laporan sebanyak 2 juta butir kepala di Inhil lepas dalam pergangan lintas batas Malaysia dan Singapore.
“Untuk sementara, ya, seperti itu solusinya. Sampai bisa memperkuat pasar dalam negeri,” katanya kepada bertuahpos.com, Senin (19/12/2016).
Menurut dia, hal ini sangat kuat kaitanya dengan hukum pasar yang saat ini terjadi di sekitar kawasan itu. Masalahnya, meski Kabupaten Inhil punya banyak potensi kelapa, namun penguatan perekonomian daerahnya terhadap komuditi itu masih sangat lemah.
Sebagai salah satu komuditi penopang perekonomian masyarakat tentu saja persaingan pasar terhadap komuditi itu sangat ketat. Perdagangan lintas batas yang terjadi di daerah itu membuktikan bahwa hilirisasi komuditi ini masih sangat sedikit.
“Bisa saja itu dihentikan, tapi harus ada pengutan pasarnya. Kalau pasar lokal lemah, bagaimana mungkin masalah seperti ini bisa dihentikan. Sementara jaminan ekonomi yang tinggi justru diberikan oleh negara luar,” katanya.
Menurut Andi Rachman, sejauh market dalam negeri tidak kuat, maka perdagangan lintas batas komuditi kelapa di Inhil akan terus terjadi. Pemprov Riau sejauh ini hanya bisa memberikan mauskan kepada pemerintah pusat akan mendapatkan dukungan kebijakan terhadap pemberdayaan komuditi ini.
Dalam data yang dipaparkan oleh Pemkab Inhil, dalam sehari tidak kurang dari 5 juta butir kelapa bisa dihasilkan dari perkebunan ini. Namun sekitar 2 juta butir buah kelapa malah lepas ke pardagangan lintas batas. Kapal-kapal Mayasia dan Singapur sudah berlabuh hampir disetiap muara sungai untuk membeli buah kelapa masyarakat dengan harga yang cukup tinggi
Penulis: Melba Ferry Fadly