BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Pemilihan Kepala Daerah untuk wilayah Kota Pekanbaru kian hangat. Meski baru akan berlangsung pada 2017 mendatang, kenyataannya sudah banyak nama yang bermunculan siap maju sebagai Walikota yang memimpin daerah dengan jumlah penduduk satu juta jiwa ini.
Termasuk incumbent, pasangan Firdaus MT dan Ayat Cahyadi dikabarkan kembali maju. Namun bukan sebagai satu paket, melainkan masing-masing berebut jadi Walikota Pekanbaru.
Menurut Pengamat politik, Yantos MSi peluang incumbent atau petahana kembali menang dalam Pilkada cukup tinggi. Pasalnya kecenderungan masyarakat memilih tokoh yang dikenal masih tinggi. “Hanya saja menjadi incumbent ada kelemahannya,” kata Yantos.
Dijelaskan Dosen pengampu Mata kuliah Ilmu Politik UIN Suska Riau ini, kelemahan calon petahana terletak pencapaian selama menjabat. “Tentu calon pemilih akan melihat sudah sejauh mana perubahan yang dibuat sejak menjabat. Apakah mereka puas atau tidak dengan pemerintahan mereka. Kalau tidak, ini jadi celah yang dimanfaatkan lawan politik nantinya,” kata Yantos, Kamis (25/02/2016).
Yantos juga mengatakan lawan incumbent bukan hanya berasal dari eksternal semata. Melainkan juga orang dalam, bisa siapa saja. Yang kemudian menggaungkan kelemahan-kelemahan incumbent selama pemerintahannya. “Kalau bukan orang dalam, bagaimana informasi-informasi seperti persoalan hukum atau kelemahan incumbent diketahui publik,” sebutnya.
Yantos mengatakan tahun 2016 ini akan menjadi tahun politik. Di mana para calon walikota ramai-ramai menunjukkan pamor dan mensosialisasikan diri. “Dan incumbent sudah pasti akan menonjolkan diri, dengan mempromosikan penghargaan-penghargaan yang dicapai. Tetapi bagai lawan politik, pasti selalu akan memunculkan kelemahan yang dimiliki incumbent,” nilainya.
Namun yang terpenting, Yantos mengingatkan calon pemilih Pilwako Pekanbaru 2017 selalu memilih berdasarkan hati nurani. Bukan karena ada money politic yang kemudian mempertaruhkan nasib untuk lima tahun kedepan.
“Kalau yang maju incumbent, lihat apa saja yang sudah dicapai. Untuk calon yang wajah baru lihatlah track recordnya, kepeduliannya bagaimana. Jangan mau jadi pemilih buta, memilih atas dasar kedekatan, kedaerahan semata. Pilihlah karena memang sudah tahu, yang dipilih bisa memberikan perubahan dan terobosan menjadi lebih baik,” sebutnya.
Penulis: Riki