BERTUAHPOS.COM (BPC), AGAM – Belum ada obat ampuh pembasmi hama penyakit Keriting pada tumbuhan cabai rawit. Berbagai upaya terus dilakukan petani untuk menyelamatkan cabai rawit miliknya dari serangan penyakit Keriting.
Mulai dari menyemprot dengan menggunakan pestisida sampai dengan menggunting cabang pohon cabai yang terserang penyakit Keriting.
Namun, upaya itu hanya sia-sia, sebab penyakit Keriting sudah mewabah dengan cepat kesemua daun pohon cabai.
Kini, petani cabai sudah kewalahan untuk mengatasi penyakit Keriting. “Ini baru mulai diserang, padahal dua kali panen sebelumnya daun dan pertumbuhan pohon cabai saya sangat bagus sekali termasuk buahnya sangat banyak, tapi kini duannya sudah Keriting,” sebut salah seorang petani cabai rawit Mul Akhiar, di Biaro, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat, Senin (13/2/2017)
Meski diserang penyakit Keriting, tetapi buah cabai rawit tetap ada meski tidak lagi banyak. Terbukti sebelumnya, satu batang cabai rawit bisa panen 2-3 ons, tetapi kini hanya hitungan jari saja.
Selain itu, kini daun cabai rawitnya terlihat menguning dan jatuh. Hal itu dianggap tidak normal, mengingat hampir separuh daun cabai dalam satu batang menguning dan bintik-bintik.
“Banyak sekali jenis penyakit cabai saat ini. Tidak hanya penyakit Keriting dan daun menguning tetapi yang lebih parahnya pertumbuhan cabai kerdil, bak kato urang awak, iduik sagan, mati ndak amuh, (seperti yang kita bilang, hidup segan mati tak mau)” jelasnya bercerita kepada Bertuahpos.com, di kebun miliknya.
Meski diserang berbagai macam penyakit, tetapi ada yang menggembirakan petani yaitu harga jual masih tinggi.
“Yang membuat kita giat ya, harganya masih tinggi. Panen 2-3 kg saja, kita sudah bisa terima uang Rp 100 ribu,” sebut petani yang sudah halang melintang di dunia pertanian sejak kecil ini.
Dia memperkirakan, dengan kondisi cuaca ektrim dan tidak menentu ini, penyakit cabai khusus rawit akan bermunculan.
Maka jika terjadi, sebutnya, petani gagal panen dan harga cabai akan terus meroket dipasaran akibat jumlah produksi minim sedangkan kebutuhan pasar terus meningkat.
“Kami berharap harga cabai stabil, namun kondisi seperti ini jika terus berlanjut saya yakin petani banyak gagal panen dan otomatis produksi kurang dan harga akan mahal,” terangnya.
Penulis: Khatik
Â