BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Permasalahan kabut asap sampai saat ini masih belum teratasi dan tertangani akibat adanya pembakaran hutan dan lahan.
Bahkan, dampak dari kabut asap ini juga telah menelan korban meninggal. Salah satunya adalah Muhammad Iqbal Hali yang bekerja di Kanwil Kemenag Riau. “Saya berduka atas meninggalnya salah seorang PNS kemarin karena dampak dari kabut asap ini,” kata anggota Komisi E DPRD Riau Ade Hartati, Rabu (7/10/2015).
Terkait hal ini lanjut Ade, pemprov Riau, pemerintah kota dan kabupaten serta pemerintah pusat, harus serius mengatasi permasalah asap ini. Kondisi Riau saat ini tanggap darurat selama dua kali berturut-turut, tapi tidak ada progres maju yang dirasakan.
“Makanya kita masih merasakan asap selama 18 tahun ini. Langkah pertama yang dilakukan oleh pemprov adalah bagaimana melakukan tindakan emergency terkait penanganan evakuasi untuk mereka yang rentan terkena dampak asap,” jelasnya.
Instansi kesehatan yang ada mulai dari RS, Puskesmas dan klinik memberikan fasilitas kesehatan tanpa syarat apapun.
“Resiko harus ditanggung pemerintah. Kalau masyarakat belum dapat pelayanan kesehatan, disitulah tanggungjawab pemerintah dipertanyakan,” lanjutnya.
Dirinya menilai bahwa saat ini pemprov Riau masih gagap dalam menanggulangi tanggap darurat asap, mereka masih bertanya apa yang harus dilakukan dan pola evakuasi seperti apa yang harus dilakukan.
“18 tahun harusnya menjadikan kita sangat paham apa yang harus mesti dilakukan untuk masyarakat yang terkena asap. Pertahanan kita terus digerus kian melemah, karena asap bisa memicu sejumlah penyakit yang rentan terhadap asap,” tutupnya. (iqbal)