BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Siapa yang tidak kenal dengan pengarang novel ternama Tere Liye, setelah sukses dengan cetakan pertama dan keduanya kali ini novel Pulang kembali dicetak untuk ke tiga kalinya.
Customer Service Gramedia Sudirman Pekanbaru Riky mengatakan, saat ini novel Pulang menempati posisi pertama sebagai novel terlaris sepanjang September hingga November.
“Sebelumnya sudah masuk 500 eksemplar di bulan September, kemudian akhir Sepetember masuk lagi 500, ini sudah gelombang ke 2, jadi total penjualan sekitar 750 eksemplar karena masih tersisi 250 eksemplar lagi” ujarnya Kamis (4/11/2015).
Lebih lanjut Riky menjelaskan, dalam waktu dekat ini novel pulang cetakan ke 3 akan segera sampai di Gramedia Pekanbaru, namun tanggal dan hari belum dapat dipastikan.
“Kita suda melakukan pemesanan novel pulang, untuk ke 3 kalinya, kita akan pesan dalam waktu dekat ini sekitar 200 eksemplar lagi,” tambahnya.
Dibandrol seharga Rp 71.500, novel terbitan Republika ini  menggunakan alur Maju – Mundur. Sensasinya sama saat membaca novelRembulan Tenggelam Di Wajahmu. Ada bagian saat menceritakan masa lalu dan ada bagian menceritakan masa sekarang.
Lagi-lagi, Tere Liye menunjukkan kecerdasannya dalam novel ini. Dia menceritakan semuanya dengan jelas dan detail.
“Penembak yang baik selalu tahu kekuatan pistolnya, Bujang. Dia tahu pelurunya akan tiba dimana, bisa menembus apa saja, dan semua tabiat pistolnya. Bagi penembak, pistol ibarat kekasih hati, dia memahaminya dengan baik. Kau sudah tahu, mau sampai kapan pun peluru pistolmu akan terus menembus kaleng karena dia terlalu kuat. Maka jika misimu adalah memasukkan peluru ke dalam kaleng, pikirkan cara lain. Letakkan dua kaleng di sana, atau apapun yang bisa membuatnya melambat bukan malah berusaha menyesuaikan pistolmu. Karena kau yang harus memahami pistolmu, Bohoh, bukan benda mati yang memahamimu,” seperti yang ditulis.
Paragraf di atas seakan-akan menggambarkan Tere Liye benar-benar bisa menembak dengan pistolnya. Begitulah cara Tere Liye mendeskripsikan peristiwa demi peristiwa hingga semuanya tampak seperti nyata. (nova)