BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ada dua kategori wilayah di Provinsi Riau yang memiliki letak geografis yang strategis. Yakni wilayah daratan dan pesisir.
Menurut Plt Gubernur Riau Aryadjuliandi Rachman, sejauh ini pemerataan pembangunan masih terpusat di wilayah daratan. Baik dari pembangunan berbagai sarana dan prasarana, masih didominasi di wilayah daratan. Sedangkan wilayah pesisir Riau masih minim pembangunan.
Karena itulah Andi Rachman berkomitmen untuk lebih fokus dalam pengembangan pembangunan ke daerah pesisir di masa depan. Hal ini karena potensi pesisir Riau sangat tinggi.
“Ke depan, kita mendorong pembangunan lebih ke pesisir,” katanya akhir pekan lalu kepada bertuahpos.
Dilihat dari sisi potensi, lanjut Andi wilayah pesisir Riau juga memiliki nilai potensi ekonomi yang bagus. Hanya saja saat ini minat investor-investor belum melirik wilayah ini. Lantaran masih terkendala infrastruktur, sebagai akses jalur masuk.
Andi menjelaskan, wilayah pesisir Riau diprediksi memiliki geografis yang hampir sama dengan Batam. Targetnya, pemerintah akan melakukan akses penghubung antar pulau.
Jadi di area-area yang memungkinkan, akan dibangun jembatan penghubung. Dengan demikian diharapkan, ada peningkatan ekonomi masyarakat yang lebih baik.
“Menurut saya ekonomi skilnya lebih bagus ke sana (pesisir). Menggunakan laut potensinya lebih efisien. Pesisir kita dorong untuk membantu perkembangan pembangun. Misalnya dengan pembangunan jembatan, pasti lebih bagus. Kita lihatlah negera-negara yang menghubungkan beberapa pulau dengan daratan. Lebih cepat berkembang,” katanya.
Di samping itu wilayah pesisir juga memiliki potensi laut yang bisa dimanfaatkan secara efisien.
Dilansir dari Bisnis Indonesia, Dalam rancangan APBD 2015, Pemerintah Riau telah mengalokasikan Rp6,74 triliun untuk pengembangan infrastruktur. Jumlah tersebut setara dengan 62,9 persen dari total rancangan APBD Riau 2015 senilai Rp 10,7 triliun.
Dalam pengantar nota keuangan rancangan APBD tersebut, diketahui Pemerintah Riau akan mengembangkan jalan dan jembatan sepanjang 1.691,62 kilometer. Selain itu, alokasi pengembangan infrastruktur dalam rancangan APBD itu juga ditujukan untuk peningkatan penyediaan air bersih, rumah layak huni, dan peningkatan rasio elektrifikasi.
Sementara itu berdasarkan data Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Riau, kelistrikan, hilirisasi pulp and paper, dan hilirisasi perkebunan masih menjadi sektor investasi yang dominan di wilayah itu. Mayoritas investor di Riau pun masih berasal dari Singapura, Malaysia, dan China.
Total investasi sepanjang semester pertama di Riau mencapai Rp14,57 triliun, dengan rincian Rp9,93 triliun berasal dari penanaman modal asing, dan Rp4,64 triliun berasal dari penanaman modal dalam negeri.(melba)