BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU -Adanya dugaan imigran yang menjadi gigolo atau pekerja seks laki-laki dan menyebarkan ajaran syiah membuat masyarakat Pekanbaru terusik dan merasa tidak nyaman.
Menanggapi hal tersebut, DPRD Riau mengatakan bahwa, seharusnya para imigran yang berada di Pekanbaru harus dilokalisir.
“Ini permasalahan lama yang memang sangat menggantung di Kota Pekanbaru. Menurut saya, secara kemanusiaan memang perlu dibantu, tapi juga harus dilakukan lokalisir,” kata anggota Komisi A DPRD Riau Taufik Arrahman, Senin (9/11/2015).
Hal tersebut dilakukan karena masyarakat sudah resah dengan adanya persoalan yang ditimbulkan dari para imigran yang berada di Pekanbaru.
“Mereka masuk tanpa komunikasi yang jelas, jadi kalau ditampung harus dilokalisir dan keluar masuk juga harus diperketat, karena saat ini mereka masih bebas berkeliaran,” katanya.
Menurutnya, hasil pemantauan dari Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) saat ini sudah mengalami kelebihan dan tidak memadai. Maka dari itu, perlu adanya kordinasi antara Pemprov Riau, pemerintah pusat dan instansi terkait.
“Kita juga minta untuk dilokalisir di sebuah pulau, tapi ini harus jadi tanggung jawab internasional,” lanjutnya.
Maka dari itu, kontrol terhadap imigran dari Rudenim sendiri juga harus tegas. Hal tersebut dikarenakan agar para imigran tidak bebas berkeliaran di Pekanbaru.
Sebelumnya, untuk jumlah imigran Pekanbaru sendiri saat ini mencapai 785 orang. “Kalau masuk di Pekanbaru saat ini 785 orang, dibandingkan pada beberapa waktu lalu bisa mencapai 800an imigran masuk ke Pekanbaru,” katanya didampingi oleh Kasi Wasdakim Zakaria.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Imigrasi, para imigran tersebut ditempatkan di enam lokasi penampungan. Keenam tempat tersebut adalah kantor Imigrasi dengan jumlah imigran enam orang, Hotel Satrian 233 orang, Wisma D”Cops 122 orang. Selanjutnya Hotel Rina 181 orang, Akomodasi Wisma Fanel 116 orang dan Akomodasi Wisma Novri 127 orang. (Iqbal)