BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau menyebutkan Harimau Sumatera yang telah menewaskan Jumiati (33) di Kabupaten Indragiri Hilir dua hari yang lalu, sebenarnya telah terdeteksi sejak lama.
Dalam konferensi persnya, Haryono, Plt Kepala Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, Jumat (5/1/2018), mengatakan kemunculan hewan dengan bahasa latin Panthera Tigris Sumatrae tersebut telah diketahui sejak setahun yang lalu, di tahun 2016.
“Awalnya kami mengetahui hewan tersebut pada bulan Desember tahun 2016 silam, dimana saat menerima laporan dari masyarakat, tim kami yang turun melakukan pengecekan dan lainnya menemukan tanda-tanda jejak dari harimau tersebut,” tuturnya.
Bahkan tidak hanya sekali, hewan yang hampir punah tersebut juga terdeteksi beberapa kali sepanjang tahun 2017nya. Terhitung ada dua kali BBKSDA Riau menerima laporan dari masyarakat bahwasanya harimau tersebut kembali mendatangi kediaman warga.
“Januari 2017 dan Mei 2017, kami (BBKSDA Riau, red) kembali menerima laporan. Bahkan pada bulan Mei 2017 tersebut, harimau ini terekam kamera oleh hp milik salah seorang warga. Dalam video tersebut, harimau tampak mengelilingi kediaman warga,” terang Haryono.
Baca:Â Harimau Terkam Manusia di Inhil Jadi Perhatian Dunia Internasional
Puncaknya, tanggal 3 Januari 2018 lalu, salah seorang warga Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, bernama Jumiati, harus meregang nyawa diakibatkan terkaman seekor Harimau Sumatera di saat sedang bekerja.
Menurut Dian Indriati, Humas BBKSDA Riau kepada bertuahpos.com, sebenarnya harimau yang menerkam Jumiati telah muncul di tempat kejadian beberapa hari sebelum kejadian.
“Di tempat kejadian beberapa hari sebelumnya harimau tersebut muncul,” singkat Dian. (bpc9)