BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Peta kekuatan korporasi penggasak hutan Riau, pada prinsipnya sangat mudah untuk dibaca. Hal ini diutarakan oleh Pakar Lingkungan Riau, Dr Elviriadi SPi, MSi.Â
Dalam pandangannya, kelompok ini hanya  segelintir kelompok sipil yang membina hubungan baik dengan inner cycle kekuasaan pusat dan daerah.
“Modal awalnya nekat dan bakat karena bawaan etnis, tetapi terus berkembang sehingga sekarang mengandalkan fulus,” ujarnya kepada bertuahpos.com, Rabu (17/5/2017).Â
Menurutnya, akhir Orde Baru, orientasi kebijakan ekonomi bergerak ke arah eksploitasi sumber daya alam. Sehingga, keluarlah regulasi yang mengerdilkan ekosistem dan hutan.Â
Elviriadi mengatakan, para ‘pemain’ hutan makin hari makin erat hubungan dengan pengambil kebijakan. Terjadilah ‘perselingkuhan-kemakmuran’, yang mengecilkan makna lingkungan dan pribumi tempatan.
“Makanya saya tak heran, kalau RTRW Riau ini tak kunjung disahkan. Bisa ‘kembung’ dan gangguan pencernaan bila ada yang berani mengutak atik kekuatan invisible hand itu,” ungkap dosen UIN Suska itu.
Menurut dia, sebenarnya korporasi itu rapuh, lemah, seperti jaring laba-laba. Kelihatan rapi, berjejaring rapat, tetapi bila terkena sapu lidi saja sudah porak poranda.
“Nah, yang kita perlukan sekarang ‘sapu lidi’ itu, yaitu persatuan antara elemen negara, ideologi yang kuat, nyali para birokrat, dan keteguhan menegakkan kebenaran,” ujarnya.
“Masak kita dah punya TNI, Polisi, Polhut, DPR RI, Dinas BLH, KPK, meriam, rudal, roket, Pansus Monitoring DPRD Riau, LSM Lingkungan, tetapi asset hutan dan sumber daya alam kita dikuasai orang?,” tambahnya.
Dia menjelaskan, di New Zealand, Malaysia, Australia, Philipina, Thailand, regulasi tentang tata kelola hutan sangat jelas dan memihak ke masyarakat sekitar hutan.Â
Menurutnya, strong leadership sangat menentukan kualitas lingkungan di Indonesia, makanya ada banyak penggiat lingkungan di Riau menyatakan ada pihak kuat yang takut dengan cukong korporasi itu.
Solusinya, kata Elviriadi, hanya dengan memperkuat ideologi negara, bersatu padu menyelamatkan lingkungan.Â
“Kalau sudah seperti ini bangunkan kekuatan iman dalam dada, insya Allah kejayaan dan kelestarian lingkungan dapat terwujud dimasa depan,” tambahnya. (bpc3)