BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Aksi bela Islam yang direncanakan berlangsung 2 Desember atau disebut ‘aksi 212’ masih menuai pro dan kontra. Bahkan Kapolri, Tito Karnavian menyebut unjuk rasa tersebut rawan agenda makar.
Hal tersebut mendapat perhatian Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau, Prof Nazir Karim. “ Tentang aksi 2 Desember beritanya simpang siur, jangan diplintir. Unjuk rasa itu murni untuk menuntut keadilan atas kasus penistaan agama,†sebutnya, Senin (20/11/2016).
Prof Nazir menilai isu makar yang disebut Kapolri tersebut terlalu gegabah. “ Pemerintah jangan demam. Seperti mau kiamat saja. Aksi tersebutkan untuk keadilan. Kabar aksi itu jangan diplintir-plintir, memperkeruh suasana,†katanya.
Prof Nazir yang pernah menjabat sebagai Rektor UIN Suska Riau ini sampaikan jika aksi 212 ada unsur politik, dirinya juga menentang hal itu. “Jangan ada misi politik, kita tidak setuju. Siapapun ada yang bonceng. Karena aksi tersebut hanya mendorong seadil adilnya kasus penistaan agama. Tetapi tetap kita himbau menjaga ketertiban dan keamanan,†ujarnya.
Prof Nazir meminta agar pihak keamanan untuk tidak agresif dalam menyikapi ‘aksi 212’. “Kita berharap informasi tentang aksi damai yang disampaikan kepada masyarakat tidak simpang siur. Mari bersama menjaga agama dan negara itu himbauan kita,†ujarnya.
Mengenai sikap MUI Riau, Prof Nazir sampaikan aksi 212 diserahkan kepada penilaian publik. “Kita menghimbau kalau merasa proses hukum sudah sesuai, tidak perlu turun. Itu kalau pemerintah serius menindak kasus penistaan agama. Itu koridornya,” katanya.
Penulis: Riki Ariyanto