BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Maraknya pembangunan hotel di Wilayah Pekanbaru Riau membuat bisnis hotel di kawasan tersebut mulai lesu. Hal ini karena tidak berimbangnya antara permintaan dan ketersediaan kamar.
Beberapa hotel menyebutkan jumlah kamar hotel di Pekanbaru telah over supply dan dipastikan bakal berimbas pada persaingan yang tidak sehat antarpelaku usaha di bidang hotel.
Marlina Bustami, GM Batiqa Hotel Pekanbaru mengakui bahwa hotel sudah banyak dari pasarnya. Untuk industri hotel sendiri kesulitan memenuhi target. “Dilihat dari berita online, jumlah kedatangan lewat Angkasa Pura juga sedikit,” katanya.
Dari industri hotel berharap, sambung Marlina, tergeraknya pemerintah untuk dapat mendatangkan event-event baik nasional maupun internasional. “Jika perizinan (izin hotel baru, red) diberikan adanya feedback dan tanggung jawab dengan datangkan event nasional dan internasional,” sambungnya.
Baca:Â Pasca Libur Lebaran, Okupansi Hotel di Pekanbaru Naik
Secara umum, lanjutnya, tingkat hunian dan lainnya mencapai 50%. Artinya masih dibawah target, seharusnya minimal 60% atau 70% ke atas.
Hal yang sama juga dirasakan Deddy Hasdiyanto Basri selaku General Manager (GM) Pesonna Hotel Pekanbaru. “Bisnisnya tidak signifikan, harga bersaing sudah sangat tidak sehat. Bintang 4 harga jual tidak jelas, bintang 3, begitu juga lainnya,” katanya.
Kalau sepakat, sambung Deddy, bintang tiga jual sekian, bintang 4 sekian, enak jualannya. Pemerintah sudah harus selektif memberikan izin hotel. “Pekanbaru kalo gak ada event nasional, aduh gimana yah,” tanya Deddy.
Deddy juga berharap, pemerintah dapat menganalisa lebih teliti. Dengan mendatangkan dan membuat event-event tentunya dapat memberikan efek yang sangat bagus. Seperti, Pekanbaru akan dapat nama dengan adanya even yang membuat orang datang ke Pekanbaru, ada tujuan orang untuk datang ke Pekanbaru dan dalam segi bisnisnya tentu sangat bagus.
Diakui Deddy, jika hal ini terus terjadi, bisa membuat hotel-hotel mati. “Kalo masing-masing gini bisa mati dengan persaingan yang tidak sehat,” tukasnya. (bpc7)