BERTUAHPOS.COM, JAKARTA — Sebelum gelaran Pemilu Pilleg 9 April dan Pilpres 9 Juli lalu di selengggarakan, banyak pemberitaan yang disiarkan media televisi terkesan tidak independen sejak akhir tahun 2013. Tercatat beberapa televisi nasional sudah berulangkali mendapat peringatan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Berdasarkan data Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran (KIDP) yang bersumber dari KPI, ada 11 media televisi nasional yang mendapat teguran maupun peringatan.
Adapun media televisi yang mendapat teguran antara lain RCTI, Metro TV, TVOne, Global TTV, MNC TV/TPI, ANTV, SCTV, Indosiar, Trans7 dan TVRI. Pelanggaran tersebut dilihat berdasarkan pantauan dari 20 September 2013 hingga 8 Juli 2014.
“Yang paling banyak RCTI, dapat teguran/peringatan sebanyak 12 kali. Yang terdiri dari 7 konten siaran dan 5 iklan politik,” ujar anggota Divisi Penyiaran AJI Dandhy Dwi Laksono dalam jumpa pers yang digelar Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran (KIDP) di Jakarta Pusat, Minggu, (13/7).
Kasus pertama yang mencuat di publik, ujar Dandhy, adalah rekaman rapat polititk kader Partai Hanura di Jawa Timur yang membicarakan rencana penyalahgunaan program jurnalistik RCTI untuk kepentingan politik pemilik atau kelompoknya pada Mei 2013 lalu.
Sementara itu, pelanggaran dengan jumlah terbanyak disusul oleh Metro TV, TVOne, dan Global TV. Masing-masing mendapat teguran sebanyak 8 kali. MNC atau TPI mendapat teguran 7 kali. Sedangkan ANTV, SCTV, Indosiar, TVRI sebanyak 3 kali. Terakhir Trans TV dan Trans7 sebanyak 2 kali. Menurut Dandhy meski Dewan Pers telah mengeluarkan aturan netralitas media massa maupun insan pers dalam Pemilu, masih saja ada yang melanggarnya.
“Itikad buruk menyalahgunakan frekuensi penyiaran juga terlihat dengan diangkatnya pemimpin redaksi Global TV sebagai Wakil Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura,” tutup Dandhy.(Aktual)