BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU -Terlihat wajah-wajah bakal calon (balon) Walikota yang terpampang di baliho-baliho, di beberapa ruas jalan Pekanbaru, menjadi bukti bahwa saat ini mereka (bakal calon) ingin memperkenalkan diri kepada khalayak ramai sebagai balon Wali kota Pekanbaru selanjutnya.
Namun ternyata, hal itu tidak dinilai positif dan diterima baik oleh sejumlah pedagang pasar kodim Pekanbaru. Sebab menurut beberapa pedagang tidak efektif jika ingin menunjukan diri hanya melalui media seperti baliho tersebut.
Seperti yang dikatakan Buyung selaku pedagang kebutuhan harian. Menurutnya calon-calon yang ingin maju besok hanya buang-buang duit dengan membuat baliho dengan wajah mereka terpampang disana.
Jika memang ingin naik langsung saja turun ke lapangan, sosialiasi ke masyarakat. Khususnya bagi masyarakat menengah kebawah.
“Lagi menghabur-haburkan uang saja itu mereka yang bakal calon, untuk apa? Kalau ingin dikenal dan dipilih masyarakat langsung turun. Tidak perlu dibuat baliho-baliho, tidak bakal kena juga,” pungkasnya.
Begitu juga yang disampaikan oleh Nazirwan, selaku pedagang daging sapi. Bagi Nazirwan bakal calon walikota untuk kedepannya hanya pemain baru. Sekarang sedang membuang uang, setelah naik atau terpilih mencari uang lagi untuk balikin modal sebelumnya.
“Pemain baru semua itu, sekarang orang itu lagi buang-buang uang. Nanti kalau sudah jadi dia bakal cari duit lagi untuk menutupi modal awal,” katanya.
Mereka juga mengaku tidak kenal dengan wajah-wajah yang terpampang saat ini. Karena itu tidak perlu didirikan baliho.
“Tidak ada yang kenal juga, harus bisa dibersihkan sebersih-bersihnya kalau dapat. Tidak perlu seperti itu, langsung saja turun ke lapangan, sosialiasi dengan masyarakat,” tambah Nazirwan.
Begitu pula yang dilontarkan Hendri dan David selaku pedagang di pasar Kodim Pekanbaru. Mengaku sama sekali tidak mengenali wajah-wajah yang terpampang di beberapa baliho di sekitaran jalan Pekanbaru.
Mereka mengharapkan calon bakal Walikota tersebut lebih bersosialisasi ke pedagang, membantu masyarakat. Tidak hanya di baliho saja.
“Tidak kenal, harusnya langsung saja sosialisasi ke pedagang dan membantu masyarakat kecil. Jangan di baliho saja, lebih perhatiin kami rakyat kecil. Jangan manis di bibir saja, buktikan kata-kata yang berkoar sebelum naik, setelah naik nanti diam saja,” sebut Hendri.
Penulis: Dilla