BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pelaksana Pengadaan Tanah Tol Pekanbaru-Dumai, untuk pembangunan Mega proyek transportasi bebas hambatan itu sudah berlangsung sebanyak 22,51 persen.
Pelaksana Pengadaan Tanah pembangunan Tol Pekanbaru-Dumai, Samsul Lubis mengatakan saat ini tengah dilakukan percepatan untuk penyelesaian ganti rugi lahan yang masih tersisa untuk memfokuskan proses pembangunan tol Pekanbaru-Dumai.
“Dari 22,51 persen itu tanah yang sudah dibebaskan sebanyak 244,58 hektar dan 28,51 kilometer. Sementara untuk kalkulasi semua lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan ini, sebanyak 1086,45 hektar dan 131,475 kilo meter. Lahan yang masih belum dibebaskan mencapai 841,47 hektar dan 103,50 kilometer atau 77,49 persen,” katanya, Jumat (19/08/2016).
Pembebasan lahan di kawasan ini melibatkan tiga kecamatan daribtidag kabupaten dan kota sekaligus, diantaranya Kota Pekanbaru, Dumai dan Siak. Pemerintah Provinsi Riau merincikan total lahan yang diganti di Pekanbaru tepatnya di Kelurahan Muara Fajar mencapai 25,50 ha dan 2,8 kilometer, lahan milik masyarakat tersebut.
Sementara itu sebanyak 71,37 hektar lahan atau sepanjang 7,7 kilometer lahan dibebaskan di Desa Telaga Samsam. Lahan ini sendiri milik PT Bina Putri Jaya. “Desa yang sama dengan lahan atas nama masyarakat juga telah diganti rugi 13,18 hektar dan 1 kilometer,” tambahnya.
Di Desa itu pula, lahan milik Ivo Mas Tunggal juga sudah dilakukan pembebasan lahan seluas 107,23 hektar atau 11,85 kilometer. sedangkan di Desa Kandis Kota ada sebanyak 15,83 hektar dan 3,75 kilometer. “Yang lahan di Desa Kandis Kota ini milik masyarakat,” tambahnya.
Sedangkan di Kota Dumai sensiri, di Kecamatan Bukit Kapur ada sebanyak 10,87 hektar dan 1,85 kilometer lahan dilakukan ganti rugi. Proyek pembangunan Tol ini akan menelan anggaran sebanyak Rp14 triliun masih terhambat.
Melihat besarnya anggaran yang harus dikekuarkan, Ssamsul khawatir dana itu tidak akan cukup. Namun, PT Hutama Karya selaku kontraktor menggandeng PT Sarana Multi Infrastruktur untuk menalangi kurangnya pembiayaan.
Penulis: Melba