BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kabut asap yang terjadi di Riau telah menelan korban jiwa. Mahanum Anggriawati, harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendapatkan perawatan di ruang ICU RSUD Arifin Ahmad.
Terkait hal tersebut, aktivis KAMMI Riau Padli AR mengatakan bahwa rencana Plt Gubri yang menyatakan masyarakat yang terkena dampak dari asap ini akan dibiayai oleh pemerintah baik di puskesmas maupun di RSUD, nyatanya bertolak belakang dengan hal tersebut.
“Tapi ternyata ini bertolak belakang dengan yang terjadi dilapangan. Karena baru saja ada seorang siswi SD meninggal dunia karena ISPA dan orang tuanya harus mengeluarkan Rp 5 juta per hari untuk berobat anaknya,” kata Padli kepada bertuahpos.com, Jumat (11/9/2015).
Seharusnya, lanjut Padli, pemerintah harus mengganti uang orang tuanya. Karena, hal ini sesuai dengan wacana gubri yang menggratiskan pengobatan kepada masyarakat yang terkena ISPA.
“Pemerintah harus mengembalikan biaya-biaya pengobatan mereka. Jika tidak, ini menandakan bahwa pernyataan dari Plt Gubri adalah tidak benar, karena wacana itu tidak berjalan.”
Dirinya juga meminta kepada Plt Gubri untuk tidak hanya berjanji saja, tapi merealisasikan wacana yang dibuatnya. Kalau memang ada pihak RSUD atau puskesmas tidak tepat, ini harus ditindak.
Dan yang paling penting, lanjutnya, asap di Riau habis dan tidak ada lagi di tahun berikutnya. “Padahal Danrem, Kapolda dan Plt Gubri berjanji akan menuntaskan masalah ini, tapi nyatanya kabut asap malah makin pekat dan gubri serta seluruh perangkat terkait jangan main-main dan jangan membohongi masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, ketua DPP Persatuan Pemuda Riau Yusroni Tarigan mengatakan Pemerintah pusat dan khususnya Pemprov Riau harus bertanggung jawab atas musibah ini. Saat ini 18 tahun Riau di timpa masalah yang sama.
“Tidak ada solusi konkrit dari pemerintah mengatasi permasalahan kebakaran hutan yang menyebabkan asap tebal menyelimuti Riau,” kata Roni.
Berdasarkan keterangannya, ISPA telah menelan korban hampir 20ribuan masyarakat riau dan merenggut nyawa anak-anak Riau. malahan sepertinya konflik ini terkesan dipelihara.
“Sebagai bahan renungan kita masyarakat Riau harus juga mengintrospeksi diri kita karna perbuatan dan tindak tanduk kita,” pungkasnya. (iqbal)
Â