“Ide membuat nugget dari keong mas dengan memberdayakan masyarakat, berawal dari banyaknya hama tanaman itu di kawasan persawahan dan sering mengakibatkan gagal panen,” kata Kepala Arsip dan Perpustakaan Daerah Nusa Tenggara Barat (Arpusda NTB) Ir H Mokhlis MSi, Selasa (17/3).
Untuk merealisasikan ide ini, Mokhlis menjalin kerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Tekhnologi Sumbawa (UTS).
Menurut dia, keberadaan keong mas selama ini menjadi masalah para petani di lapangan. Keong mas dikenal sebagai hama padi yang paling ganas, karena meretas batang padi yang masih halus. Semakin banyak air di sawah, keong ini semakin berkembang biak dan tak bisa dibendung.
Upaya petani untuk membasmi tak membuahkan hasil, karena sebagian dari keong ini kebal dengan semprotan pestisida. Upaya lain yang dilakukan petani adalah mengumpulkan keong mas berkarung-karung, lalu disebarkan di jalan raya untuk dilindas truk dan kendaraan lainnya.
Cara itu dinilai Mokhlis tidak efektif. Selain tidak menghilangkan hama, juga tidak bernilai ekonomis atau mubazir. Atas dasar ini, muncul ide Mokhlis bahwa keong mas harus berharga. Jika berharga, maka keong mas pasti dicari dan secara tidak langsung akan berkurang dengan sendirinya.
“Kalau sate dan dimasak santan sudah banyak, tapi untuk membuat nugget, ini yang pertama kalinya,” ucapnya.
Ia berharap melalui pengetahuan tentang pengolahan keong mas menjadi nugget yang langsung dipraktikkan ini, para ibu warga Dusun Batu Alang dapat membantu suami dari sisi ekonomi, disamping menjadi solusi atas persoalan hama yang selama ini menjadi masalah.
Lailatul Azkiyah STP MP, dosen setempat sekaligus tutor membuat nugget keong mas, menyatakan keong mas yang dianggap hama memiliki nilai gizi yang tinggi, karena setiap 100 gram mengandung 16,1 gram protein, dan komposisi gizi lainnya.
Selain menjadi makanan yang dapat dipasarkan, nugget dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama.(rep/smr)
Â