BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Minimnya hilirisasi untuk mengolah sejumlah produk bahan baku unggulan di Riau membuat provinsi ini harus menanggung beban biaya besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terutama terhadap kebutuhan bahan pangan. Problem ini diyakini juga menjadikan Riau Rentan inflasi.
Menurut Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Riau, Ismet Inono, saat ini Riau tengah dihadapkan pada perbaikan struktur perekonomian. Beberapa komoditi unggulan Riau seperti Migas dan sawit tidak lagi menjadi komoditi andalan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Riau.
“Pemerintah harus bisa mengeluarkan beragam kebijakan dan memberi ruang untuk menghadirkan beberapa hilirisasi terhadap komoditi tersebut. Langkah ini dianggap penting sebab bahan baku unggulan itu malah diolah diluar negeri. Sementara hasil jadi akan dikonsumsi oleh masyarakat Riau dengan harga yang lebih tinggi,” katanya, Senin (08/08/2016).
Ismet menambahkan, jika pemerintah memberikan ruang yang lebih besar terhadap hilirisasi, kemungkinan besar akan menekan sebagian angka kebutuhan masyarakat yang dipasok dari daerah luar. Dengan upaya tersebut, setidaknya satu sektor komoditi yang memberi andil terhadap inflasi daerah bisa teratasi.
“Kita di Riau punya banyak potensi. Memang sekarang sawit dan Migas tidak lagi bisa diandalkan. Namun demikian bukan berarti komoditi lain tidak diberi ruang untuk dilakukan perbaikan tata kelola dagangnya,” tambah Ismet.
Dia menambahkan, sektor lain yang perlu mendapat dukungan pemerintah, adalah perbaikan tata kelola pertanian. Mulai dari lahan, hasil panen hingga pada tahap penjualan dari hasil pertanian tesebut. Dalam hal ini, pemerintah perlu terlibat karena potensi dari sektor tersebut sangat memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang.
Sejak awal, langkah pengendalian terhadap tata kelola dagang pada komoditi ini, agar tidak muncul masalah serupa dengan sawit dan Migas yang banyak didominasi oleh pihak luar. Melakukan tata kelola dan sistem pasar yang sehat tentunya akan membuat sentimen pasar terhadap komoditi tersebut positif.
Jika langkah ini berhasil, tentulah fluktuasi inflasi terhadap satu komoditi bisa lebih terkontrol dan terjaga. Terutama terhadap tinggi atau rendahnya daya beli masyarakat. “Langkah pemerintah bisa salam bentuk memprogram secara rapi tentang sistem lahan pertanian yang ada di Riau,” tambahnya.
Penulis: Melba