BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mesti merelakan tidak meraih Piala Adipura tahun 2016. Artinya dua kali berturut-Turut Ibu Kota Provinsi Riau ini gagal meraih penghargaan bergengsi ini.
Banyak kalangan menilai penyebab Pemko Pekanbaru gagal meraih Piala Adipura karena polemik sampah yang terjadi. Di mana tumpukan sampah dibiar teronggok di tepi jalan-jalan protokol. Akibat mogoknya petugas kebersihan dari PT Multi Inti Guna (MIG) yang merupakan rekanan Pemko dalam urus angkut sampah.
Ketika dimintai tanggapannya, Bakal Calon Wakil Walikota Pekanbaru, Irvan Herman enggan mengomentari terkait gagalnya Pemko raih Adipura. “Saya tidak mau bicara soal itu. Karena menilai kinerja seseorang. Biar orang lain menilai itu,†ujarnya ketika dihubungi, Rabu (20/07/2016).
Putra dari Herman Abdullah yang pernah menjabat Walikota Pekanbaru dua periode ini, menyerahkan penilaian soal lepasnya Piala Adipura tersebut kepada masyarakat. “Saya kalau itu biar masyarakat yang menilai. Kita enggak mau menyingung kinerja siapa pun. Intinya tidak mau menyinggung,†katanya.
Irvan mengajak kepada semua pihak untuk membantu pemerintah dalam bekerja menyelesaikan persoalan sampah. “Kita sama-sama menyemangati pemerintah agar dapat Adipura,†katanya.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya Pemko Pekanbaru  mesti mengubur dalam-dalam harapan raih Piala Adipura, penghargaan tertinggi bidang kebersihan tingkat nasional. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru, Zulfikri gagalnya Pekanbaru memperoleh Adipura karena persoalan sampah yang sempat menjadi sorotan semua pihak termasuk nasional.
“Sebenarnya kita masuk dalam nominasi. Bahkan bahan yang akan dipersentasekan juga sudah ada. Tapi karena sampah yang memang tidak bisa tertangani dengan baik, pihak Kementerian Lingkungan Hidup mungkin melakukan evaluasi lagi,” ujar Zulfikri beberapa waktu lalu kepada wartawan.
Polemik sampah dimulai ketika adanya mogok kerja ratusan buruh, awal Juni 2016. Pekerja yang bekerja di bawah naungan PT MIG sebagai rekanan kerjasama angkut sampah menuntut gaji yang sudah dua bulan menunggak dibayarkan perusahaan.
Imbas mogok kerja tersebut yakni munculnya tumpukan-tumpukan sampah di tepi jalan protokol hingga di dekat perumahan. Mulai banyak warga yang khawatir terserang penyakit dan terganggu oleh bau yang tidak sedap.
Polemik ini berlangsung hingga jelang lebaran. Bahkan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pekanbaru, Edwin Supradana dicopot dari jabatannya diganti oleh pelaksana tugas (Plt) Zulkifli Harun.
Polemik sampah berbuntut panjang. Bahkan Tugu Adipura yang berada di depan Kantor Walikota Pekanbaru dirusak oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Diduga sebagai bentuk pelampiasan atas gagalnya Pekanbaru mendapat Adipura.
Penulis: Riki