BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Ziarah makam sudah menjadi kegiatan atau tradisi yang selalu dilaksanakan beberapa hari menjelang masuknya bulan Suci Ramadhan.Â
Seperti yang terlihat di Komplek Pemakanan Umum Umban Sari Atas, Kecamatan Rumbai Pekanbaru, terlihat sejumlah aktifitas yang berlangsung sejak sepekan yang lalu. Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Misalnya saja, saat memasuki gerbang pemakaman terdapat beberapa anak atau remaja berpakaian kaos omblong sambil membawa cangkul yang menawarkan jasa membersihkan makam. Tidak terlepas pula tukang parkir yang mengatur kendaraan para peziarah.
Tidak hanya itu, penawaran-penawaran juga terdengar dari penjual bunga. Bunga ziarah tersebut sudah dikemas dalam satu plastik bening berisi air. Sambil berteriak “2 Rp5 ribu kak,” kata si penjual sambil menyodorkan ke beberapa pengunjung ziarah.
Salah satu penjual bunga ziarah tersebut bernama Lusi, seorang wanita muda yang mengenakan kaos lengan panjang warna biru dengan kerudung merah tua.
Bertuahpos.com sempat berbicang-bincang dengan penjual bunga ziarah tersebut. Bersama seorang adik perempuannya, dia mengaku memanfaatkan momen aktifitas ziarah sebelum masuknya Bulan Ramadhan ini untuk pemasukan ekonominya.
“Berapa kali mau puasa kita jualan bunga untuk ziarah. Seperti tahun lalu juga, tapi tidak di pemakaman Umban Sari ini,” ungkapnya.
Lusi menyiapkan bunga yang telah dikemas tersebut lebih kurang sebanyak 20 bungkus yang diletakkan disebuah meja kayu kecil disekitaran pemakaman tersebut. “Kita cuma buat sekitar 20 bungkus saja, dan alhamdulillah habis terus,” sebutnya.
Jenis bunga-bunga tersebut seperti bunga kertas, kamboja, asoka, bunga daun dan potongan daun pandan sebagai pewangi, yang dipetik langsung dari halaman rumahnya yang berada di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru.
Terlihat jelas, bahwa saat-saat menyambut bulan puasa merupakan hari berkah bagi Lusi dan penjual bunga bahkan penawar jasa lainnya. Ada saja pengunjung ziarah yang membeli bunga tersebut. Dalam sehari, biasanya Lusi mendapatkan paling banyak Rp50 ribu. “Kalau lagi sepi, paling cuma Rp30 ribu saja,” tambahnya.
Lusi menjelaskan lagi, bahwa aktifitas ziarah lebih ramai dikunjungi sehari menjelang puasa. Itulah pemuncaknya, artinya ada 2 hari lagi bagi Lusi dan beberapa penjual lainnya untuk menghasilkan rupiah yang akan masuk ke kantong celananya.
“Hari minggu besok lebih ramai lagi mungkin, karena puncaknya itu tepat sehari sebelum puasa, hasil yang didapatkan alhmdulillah untuk tambah-tambah jajan anak,” jelasnya.
Penulis: Dilla