BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Miris memang. Di tengah Provinsi Riau sedang dirundung bencana kabut asap, anggota DPDR Riau malah pelesiran ke luar negeri. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran menilai tindakan itu merupakan bentuk pemborosan uang rakyat. Dan tidak patut dilksanakan di tengah kondisi masyarakat menghadapi kesengsaraan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
“Bahkan anggaran yang digunakan untuk membiayai plesiran wakil rakyat itu lebih besar dari anggaran yang dilokasikan untuk membiayai pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan yang ada dalam APBD Riau 2015,” kata Usman, Ketua Forum itu.
Â
DPRD menyiapkan anggaran untuk kunjungan ke luar negeri dalam belanja Sekretaris Dewan (Sekwan) mencapai Rp. 7,3 Milyar. Anggaran itu digunakan untuk membiayai transportasi, tempat tidur, makan-makan, dan uang saku. Tidak menutup kemungkinan juga anggaran itu untuk biaya shopping dan lain sebagainya. Sementara DPRD dan pemerintah Riau hanya menyiapkan anggaran Rp. 1.4 Milyar, untuk membiayai pencegahan dan penanganan penangulangan kebakaran hutan lahan. Artinya anggaran plesiran lebih besar empat kali lipat dari anggaran kebakaran hutan dan lahan yang menyengsarakan rakyat.
Â
Melihat dari urgensinya, kunjungan keluar negeri itu juga tidak penting dan bukan domain DPRD. Apalagi studinya soal pengelolaan ikan. Semestinya yang harus belajar itu orang Dinas terkait dan tidak harus ke luar negeri. Biaya yang dikeluarkan rakyat melalui APBD 2015 ke Anggota DPRD untuk perjalanan dinas sudah sangat besar. Tahun 2015 anggaran perjalanan dinas mencapai Rp. 45 milyar.
Â
Dengan rincian, untuk perjalanan dinas pimpinan dan anggota DPRD dalam dan luar daerah Rp. 25 milyar, perjalanan dinas Alat Kelengkapan Dewan dalam dan luar daerah Rp. 13 milyar. Ditambah biaya kunjungan keluar negeri Pimpinan dan anggota DPRD Riau sebesar Rp. 7,3 miliyar.
“Kondisi ini berarti menunjukkan pula kualitas anggota DPRD Riau yang masih belum paham dan responsif terhadap persoalan asap yang tengah dihadapi oleh jutaan masyarakat Riau, dan ini menunjukan bahwa para anggota dewan hanya mementingkan hasrat pribadi untuk berfoya-foya di luar negeri dan tidak membawa hasil apa-apa setelah pulang nantinya,” tambahnya. (Rilis/Melba)