BERTUAHPOS.COM, INHIL– Hujan renyai alias gerimis mewarnai Temu Ramah Gubernur Riau dengan masyarakat Indragiri Hilir, Ahad 24 Maret 2019 malam di kediaman rumah dinas bupati Inhil. Namun hal ini tidak mengurangi dari nilai silaturahmi yang sedang dijalin.Â
Helat yang dimulai pada pukul 20.15 WIB itu, diawali dengan tari persembahan yang diiringi secara langsung oleh sekelompok pemusik setempat. Seiring selesainya tari persembahan hujanpun reda, dan dalam sekejab sedikitnya 500 warga terlihat duduk rapi di kursi di bawah tenda.Â
Kabupaten Inhil, merupakan daerah dengan hamparan kelapa terluas di Indonesia, bahkan sesuai data yang diperolehnya bahwa hamparan kelapa di Inhil menjadi terluas di dunia.Â
Hamparan kelapa di Inhil seluas 423 ribu haktare lebih atau 11,3 persen dari hamparan kelapa di nusantara dengan penghasilan kelapa sebesar 4 miliar butir per tahun. 70 persen masyarakat Inhil menggantungkan hidupnya dengan kelapa. Akibanya, perekonomian lesu.Â
Dulu, kapal dari Thailand dan Singapura bisa langsung masuk ke Inhil. Mereka langsung membeli kelapa kepada petani dan harga kelapa tinggi. Sekarang tidak bisa lagi kapal dari luar negeri masuk langsung ke Inhil, dan sejak 2017 harga kelapa mulai menurun dari Rp3.600 per kilo sekarang harga kelapa anjlok menjadi Rp800 per kilogram.Â
Masyarakat hingga kini terus berharap agar harga kelapa meningkat. Usaha lain yang dilalukan masyarakat sebagai turunan usaha kelapa untuk meninggkatkan pendapatan, adanya industri minyak goreng. Hanya saja masyarakat belum mampu mengelola dengan baik.Â
“Ketika masyarakat mulai membuat usaha turunan dari kelapa ini, kewalahan untuk memasarkannya. Alhamdulillah malam ini banyak pengusaha sehingga bisa menampung hasil usaha masyarakat Inhil,” kata Bupati Inhil HM Wardan.Â
Di Inhil tidak hanya potensi kelapa, namun juga ada potensi persawahan padi seluas 23 ribu haktare. Inhil salah satu daerah yang potensi untuk ekspansi terhadap persawahan. Hanya saja pada saat ini sawah di Inhil ini penggelolaannya pada air hujan. Seandainya masuk teknologi saya pikir bisa menunjang ketahanan pangan di Riau
Potensi lainnya, adalah mangrove atau hutan bakau, dan mangrove di Inhil ini terpanjang di Indonesia. Hal ini juga berpotensi membuat kerambah kepiting.Â
Menyikapi hal itu, Gubenur Riau Drs H Syamsuar MSi menyebutkan, dia sengaja membawa sejumlah pengusaha datang ke Inhil, di antaranya ada Dirut PTPN V. Diharapkan, masalah kelapa dan usaha lainnya di Inhil yang mendapat hambatan bisa terselesaikan.Â
Syamsuar juga menyebutkan, dia sempat berkomunikasi dengan pengusaha dari Malaysia terkait kelapa. Ternyata kelapa di Malaysia itu diperoleh dari Thailand.Â
“Setelah saya tawarkan kelapa dari Inhil, pengusaha Malaysia bersedia menerimanya dengan harga lebih Rp10 ribu per kilogram,” ungkap Syamsuar.Â
Soal ekspor kelapa ini, ucap Syamsuar, dia juga sudah mengontak Menteri Perdagangan, dan Alhandulillah setelah dua minggu komunikasi itu sekarang kelapa sudah boleh diekspor.Â
Syamsuar tak ingin potensi-potensi yang ada di Riau ini yang kenyang hanya taukeh. Sementara masyarakat tidak sejahtera. Karenanya, Gubri berharap BUMN bisa berkerja sama dalam upaya menggali potensi yang ada ini.Â
“Kita patut bersyukur karena di Riau ini banyak sekali potensi alamnya, karena kita inginkan potensi ini dapat mensejahterakan masyarakat Riau,” ucap Syamsuar. (adv)