BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengakui bahwa realisasi APBD Kota Pekanbaru tahun anggaran 2016 alami pelambatan. Demikian yang dikatakan oleh Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT.
“Realisasi APBD kota Pekanbaru triwulan pertama 2016 kita akui memang sangat lambat, kerena keterlambatan ini harus kita uji lagi untuk APBD yang telah kita sahkan,” kata Wali Kota, Senin (9/5/2016).
Untuk itu, Pemko Pekanbaru harus membelanjakan dengan penghitungan yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan, tidak semua kegiatan yang ada di dalam APBD yang disahkan pada akhir tahun 2015 lalu tersebut, tidak bisa digunakan.
“Kenapa demikian, hal ini dikarenakan adanya penurunan pendapatan baik secara nasional maupun lokal,” jelasnya.
Berdasarkan informasi yang diterima, kata Firdaus, pendapatan Pemko Pekanbaru melalui pendapatan pusat baik dana alokasi khusus, dana alokasi umum, dan dana bagi hasil lainnya dilakukan rasionalisasi.
“Maka dari itu, adanya rasionalisasi anggaran dari pusat tersebut mempengaruhi APBD daerah di seluruh Indonesia. Untuk itu pelelangan untuk pekerjaan fisik, kita harus memilah milah untuk membuat urutan prioritas,” tutupnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, DPRD Pekanbaru pada rapat paripurna untuk mengesahakan APBD Pekanbaru sebesar Rp 3,1 Triliun. APBD Kota Pekanbaru tahun anggaran 2016 sendiri direncanakan sebesar Rp.3.101.957.629.485. Jika dibandingkan dengan APBD Perubahan tahun 2015 sebesar Rp.3.115.390.463.789 mengalami penurunan Rp.13.432.834.304 atau 0,43 persen.
Pendapatan Daerah Tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp.192.347.937.334 atau 7,32 persen dari target APBD Perubahan 2015 sebesar Rp.2.628.845.267.978 sehingga menjadi Rp.2.821.193.205.312
Secara umum APBD Kota Pekanbaru tahun anggaran 2016 berjumlah Rp.3.101.957.629.485 dengan rincian, pendapatan Rp.2.821.193.205.312 dan belanja Rp.3.075.707.629.485 yang terdiri dari belanja tidak langsung Rp.1.199.792.841.853 dan belanja langsung Rp.1.875.914.787.632. Mengalami defisit Rp.254.514.424.173.
Untuk pembiayaan yang terdiri dari penerimaan Rp.280.764.424.173 dan pengeluaran Rp.26.250.000.000 maka pembiayaan netto Rp.254.514.424.173 maka sisa lebih pembiayaan tahun berkenaan Rp.0.
Penulis: Iqbal