BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Tingginya harga daging ayam tidak hanya membuat penjual menjerit karena sepi pelanggan. Bahkan pemilik rumah makan maupun kedai kuliner ikut terkena dampaknya.
Seperti yang disampaikan Muhardi, pemilik kuliner Ayam Laris Terusss di depan Kampus UIR, Pekanbaru. “Pasti, kalau daging mahal omset berkurang,” katanya, saat bercerita ke bertuahpos.com, Rabu (19/08/2015).
Muhardi menuturkan masih mahalnya daging ayam membuat pedagang khususnya dibidang kuliner dilema. Pasalnya dengan harga yang tinggi pihaknya tidak bisa otomatis menaikkan harga. “Ya kalau daging ayam naik, kita mau apa. Mau naikkan harga sulit juga, pelanggan bisa kabur,” sebutnya.
Beruntung Muhardi memiliki langganan tempat beli ayam potong. “Kalau dilangganan masih dapat Rp 24 ribu per kg. Kalau di pasar bisa lebih mahal,” katanya.
Senada dengan hal itu, Awi yamg berjualan di dekat Kampus UIN Suska menuturkan hal serupa. Sebagai pedagang dengan naiknya harga daging ayam di pasaran berdampak pada omset.
“Waktu masih normal, daging ayam masih dapat Rp 17 ribu sampai Rp 18 ribu. Kalau sekarang mana dapat lagi,” katanya.
Awi berharap kondisi ini tidak berlangsung lama. Sebab jika masih berlanjut, membuat kedainya terus merugi.
Pantauan bertuahpos.com, harga daging ayam di Pekanbaru masih mahal. Di pasar Cik Puan per kilogramnya harga ayam dipatok Rp 26 ribu. Mahalnya harga daging ayam ini sudah berlangsung sejak seminggu lalu. Tren kenaikan harga malahan sudah tampak selepas hari raya idul fitri. (Riki)