BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan agar masyarakat harus dibudayakan menggunakan masker. Hal ini penting untuk menjaga kondisi Riau agar tetap terjaga dari penyebaran wabah COVID-19.
Dia mengatakan, dengan tingginya angka kesembuhan pasien positif COVID-19 di Riau menandakan bahwa masyarakat harus lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan keluarga. Oleh sebab itu, kebiasaan memakai masker setiap kali keluar rumah harus menjadi sebuah budaya baru.
“Bagaimana sekarang memakai masker itu harus menjadi budaya, karena ini untuk keamanan kita bersama. Sekarang, masyarakat sudah harus memunculkan stigma bawa memakai masker itu tren baru dan lebih keren. Orang yang tidak pakai masker itu kampungan,” ujarnya dalam konferensi pers di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Riau, Kamis, 11 Juni 2020.
Diungkapkannya bahwa budaya memakai masker harus dianggap sebagai budaya yang baik untuk saat ini. Hasil riset membuktikan orang yang memakai masker saat beraktivitas di luar rumah 70% terhindar dari COVID-19.
“Sama waktu dulu di zaman penjajahan, orang tak pakai sendal biasa saja, tapi sekarang orang tak pakai sendal adalah orang yang aneh. Begitu seharunya stigma terhadap orang yang tidak memakai masker. Harus dianggap aneh, karena memakai masker itu keren,” jelasnya.
dr. Indra Yovi berharap budaya-budaya seperti ini harus diciptakan di tengah kondisi yang tidak menentu. Dia berharap lembaga dan kelompok masyarakat di Riau juga terlibat aktif untuk menwujudkan hal ini. Hal ini, dijelaskannya lebih baik dilakukan sejak dini, mumpung kondisi secara statistik angka kasus COVID-19 menurun drastis, dan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pada gelombang kedua.
“Apa yang sudah kita capai saat ini adalah sebuah prestasi. Tapi mempertahankannya sangat sulit. Kondisi ini bisa terus kita rasakan kalau budaya pakai masker itu benar-benar ditetapkan. Saya sangat khawatir pada gelombang kedua, kita keteteran menghadapi COVID-19, oleh sebab itu lebih baik kita budayakan protokol kesehata agar lonjangannya tidak terlalu besar,” jelasnya.
Dia menanbahkan, bahwa fakta sejarah telah membuktikan bahwa setiap kali pendemi seperti ini melanda hampir dipastikan ada gelombang kedua. Oleh karena itu, baik masyarakat, Pemda, hingga tenaga medis harus bersiap dengan kondisi tersebut.
“Sejarah telah membuktikan bahwa hampir setiap kali wabah melanda pasti ada gelombang kedua. Virus Mars ada gelombang kedua, dan wabah virus-virus lainnya juga ada gelombang kedua. Makanya, kita juga harus mewaspadai terhadap adanya gelombang kedua pada COVID-19,” uangkapnya. (bpc3)