BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pemerintah Provinsi Riau telah memutuskan untuk mencabut status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) setelah ditetapkan pada 13 Februari dan berakhir pada November 2023.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, mengungkapkan bahwa selama periode status siaga darurat Karhutla, pihaknya bekerja sama dengan Satgas Karhutla Riau. Kolaborasi melibatkan TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, Damkar, Kelompok Masyarakat/MPA, serta Satgas bidang perawatan dan pelayanan kesehatan.
Dalam upaya penanggulangan, terlibat juga satgas bidang penegakan hukum dan satgas bidang pemadaman melalui udara Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), yang dilakukan sebanyak 6 kali sejak awal tahun 2023. Bantuan tambahan datang dalam bentuk helikopter Water Bombing dari pemerintah pusat.
“Mulai 30 November, status siaga darurat Karhutla secara resmi dicabut,” katanya, Kamis, 30 November 2023.
Menurutnya, data dari satgas Karhutla Riau menunjukkan penurunan signifikan luas lahan yang terbakar dibandingkan tahun 2019. Pada tahun 2019, Karhutla mencapai 9.714 hektar, sementara pada tahun 2023 hanya 2.432 hektar, mengalami penurunan sebesar 7.281 hektar.
Edy Afrizal menyampaikan apresiasi terhadap dukungan penuh yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), termasuk keterlibatan TNI dan Polri.
“Berkat kerja sama ini, jumlah hotspot berhasil ditekan sebanyak 11 persen, dari 3.689 titik pada tahun 2019 menjadi 3.323 titik pada tahun ini,” ungkapnya.
Upaya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga terbukti efektif dengan penyemaian sebanyak 68 ton NHCL dalam 6 kali operasi hingga Oktober.
Pemerintah Provinsi Riau telah memobilisasi sumberdaya terbaiknya untuk mengatasi situasi darurat ini dan mencapai hasil yang positif dalam penanggulangan Karhutla.***